Bantul (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terkendala ketersediaan anggaran untuk melakukan pembebasan lahan kawasan Pasar Seni Gabusan di Desa Timbulharjo.
"Untuk Pasar Seni Gabusan, sebenarnya tahun ini mau dibeli. Namun, karena keterbatasan dana belum jadi dibeli sehingga itu masih tanah kas desa," kata Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bantul Widodo di Bantul, Rabu.
Menurut dia, Pasar Seni Gabusan yang terletak di Jalan Parangtritis seluas 4 hektare tersebut saat ini masih berdiri di atas lahan kas Desa Timbulharjo, sementara pemerintah kabupaten menyewa dengan jangka waktu selama 20 tahun.
Ia mengatakan bahwa rencana pembelian lahan PSG yang menampung puluhan pengrajin untuk berjualan di kios-kios maupun los itu telah digulirkan relatif cukup lama, bahkan pada tahun 2015 sudah dilakukan apraisal atau penilaian aset lahan untuk dibeli pemkab pada tahun 2016.
"Kemarin sudah diajukan untuk pembebasan lahan PSG pada tahun 2016 sebesar Rp29 miliar oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi sesuai dengan hasil apraisal. Akan tetapi, karena belum ada anggarannya, terpaksa ditunda," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, lembaga legislatif yang membidangi pembangunan perekonomian tersebut akan mengupayakan pembebasan lahan Pasar Seni Gabusan dianggarkan pada tahun 2017 meskipun harus melakukan penilaian aset ulang untuk mengetahui nilai terbaru.
"Pada tahun anggaran 2017 kalau memungkinkan dan anggaran ada, bisa saja (pembebasan lahan). Bahkan, kalau nanti dimungkinkan dianggarkan lewat dana keistimewaan (danais), kalau memang kami tidak mampu," katanya.
Widodo mengatakan bahwa pembebasan lahan PSG dinilai menjadi prioritas dibeli pemkab karena lokasi pasar seni dinilai strategis dan bisa berkembang mendatangkan wisatawan karena mudah dijangkau dan bisa menjadi lokasi "ampiran" wisatawan dari Pantai Parangtritis.
"Kemudian pertimbangan sudah adanya investor yang tertarik mengembangkan PSG. Namun, karena kendala status lahan yang masih sewa, kerja sama dengan investor masih kesulitan," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Psikolog: Orang tua dilarang kritisi anak saat eksplor dunia seni
Jumat, 3 Mei 2024 19:38 Wib
Sejumlah sekolah di Sleman mengkompilasi karya seni pada Konser Hardiknas
Kamis, 2 Mei 2024 14:35 Wib
Pentas seni "caping kalo" lestarikan tradisi agar tak punah
Minggu, 28 April 2024 5:29 Wib
Pameran jalur rempah SeaBRnet 2024 di Wakatobi, Sultra, dongkrak wisata
Sabtu, 27 April 2024 16:06 Wib
Pasar seni di Boyolali, Jateng, tunjukkan eksistensi para seniman daerah
Kamis, 25 April 2024 17:30 Wib
Pelajar asing-Indonesia kembangkan seni tari
Sabtu, 20 April 2024 6:22 Wib
Sleman mengggelar seni budaya di Kaliurang tingkatkan kunjungan wisatawan
Sabtu, 13 April 2024 10:14 Wib
Pameran seni "Cover Up" gunakan APK bekas
Sabtu, 30 Maret 2024 20:20 Wib