Pemkab tunggu kajian tanah longsor di Kokap

id longsor kulon progo

Pemkab tunggu kajian tanah longsor di Kokap

Tanah longsor, ilustrasi (Foto Antara)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunggu hasil kajian lapangan dari Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada sebelum mengambil langkah penanganan 38 kepala keluarga korban tanah longsor di Dusun Soropati

Penjabat Bupati Kulon Progo Budi Antono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan tim dari Fakultas Geologi UGM yang pada Kamis datang mengecek langsung potensi kerawanan dan meneliti secara ilmiah keberadaan tanah di lokasi longsor.

"Semakin cepat hasil kajian lapangan diserahkan ke Pemkab Kulon Progo, kami semakin cepat mengambil keputusan menangani masalah bencana tanah longsor Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap," kata Budi Antono di sela-sela meninjau lokasi pengungsian korban tanah longsor.

Ia menyampaikan kondisi tanah masih labil dan kondisi curah hujan masih tinggi sehingga warga untuk sementara masih tingal di lokasi pengungsian.

Informasi dari BMKG, kondisi curah hujan yang cukup tinggi masih sampai Februari sehingga sampai kapan warga akan bertahan di tempat pengungsian tentunya menunggu dari hasil survei dan penelitian secara ilmiah dari UGM.

"Kami tidak tahu sampai kapan mereka tetap mengungsi karena curah hujan masih tinggi," katanya.

Terkait dengan logistik, ia mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD DIY untuk membantu warga korban tanah longsor yang saat ini masih ditampung di tempat pengungsian.

"Kami juga telah mengintruksikan Dinas Kesehatan supaya Puskesmas 1 dan 2 Kokap akan supaya mengecek kondisi warga," kata Budi Antono.

Berhubungan dengan ketersediaan kebutuhan yang mendesak seperti beras dan bahan kebutuhan pokok lainnya akan segera dibantu karena diperkirakan hanya bertahan selama 2 hari lagi.

Budi Antono mengatakan bahwa setiap hari akan dievaluasi terkait dengan keberadaan warga di tempat pengungsian, apakah secepatnya akan dicarikan di lokasi gedung tertutup atau tempat yang aman dan nyaman lainnya.

"Itu semua sekali lagi tergantung dari hasil yang diteliti oleh UGM, terkait dengan kondisi kerawanan tanah longsor tersebut," katanya.

Warga RT 05, Suwanto mengatakan bencana alam tanah longsor tersebut terjadi pada Selasa (17/1) sore sekitar 14.30 WIB, diawali dengan hujan lebat yang disertai angin kencang dan suara gemuruh.

Selanjutnya kata dia, pohon tumbang satu persatu dan terjadi longsoran tanah hingga ke rumah penduduk, tetapi tidak menyebabkan korban jiwa.

Suwanto menjelaskan bahwa selama dua hari sebelum kejadian sudah ada tanda-tanda, yaitu hujan lebat dan angin kencang. "Sebagian warga sudah merasa khawatir dan mengungsi ke tempat kerabat atau keluarganya yang dirasa lebih aman," katanya.

Lebih kurang 145 Warga dari 2 RT yaitu RT 04 dan RT 05, RW 02 Dusun Soropati merasa khawatir dan tidak nyaman tinggal di rumahnya, karena kondisi tanah yang masih labil dan takut terjadi longsor susulan sehingga diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Sebanyak 67 warga diungsikan ke pendopo rumah Dalang Rusmadi, sementara 78 warga lainnya diungsikan di RT 04. ***4***

(KR-STR)