DIY dinilai perlu tingkatkan produktivitas pertanian

id idham samawi

DIY dinilai perlu tingkatkan produktivitas pertanian

logo DPR RI (foto antaranews.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI M Idham Samawi mengatakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta perlu meningkatkan produktivitas pertanian untuk menjaga dan mewujudkan swasembada pangan di daerah ini.

Pendapat itu dikatakan Idham usai menjadi narasumber dalam Diskusi Kebangsaan dan Kedaulatan Pangan yang digelar Perkumpulan Wartawan Wredhatama (Perwara) di Tembi Rumah Budaya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.

"Pemda tidak bisa begitu saja menutup investasi yang berujung pada pembangunan, harus ada alternatif lain, salah satunya dengan cara meningkatkan produktivitas pertanian," katanya.

Menurut dia, pertumbuhan investasi berbagai sektor di wilayah DIY yang kemudian muncul pembangunan gedung dan perkantoran yang terus terjadi setiap tahun memang berdampak pada penyempitan lahan pertanian, termasuk di wilayah DIY.

Bahkan dalam diskusi kedaulatan pangan tersebut disinggung oleh salah satu narasumber bahwa alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian di DIY mencapai 250 hektare per tahun sehingga dikhawatirkan bisa menggangu swasembada pangan.

Namun demikian, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini berpendapat para pihak tidak perlu menyalahkan investor dan pertumbuhannya, namun bagaimana upaya pemda dan pemkab mengoptimalkan lahan pertanian yang ada.

"Jangan dibebankan investor saja, harusnya pemerintah bagaimana upayanya karena kalau sawah susah untuk ditambah luasannya, tapi kalau produktivitasnya bisa, salah satu upayanya adalah tingkatkan produktivitas," katanya.

Mantan Bupati Bantul dua periode yaitu 1999-2004 dan 2005-2010 ini mengatakan produksi padi rata-rata di Kabupaten Bantul saat ini mencapai 7,2 ton per hektare setiap panen, atau jauh di atas rata-rata nasional yang hampir enam ton per hektare.

"Jangan hanya urusan lahan berkurang tapi bagaimana produksinya bertambah. Pemkab harus optimistis kalau tadinya produksi 7,2 ton ton per hektare bagaimana jadi 10 ton per hektare," katanya.

Selain peningkatan produktivitas panen, kata dia, juga perlu membuka lahan pertanian baru di wilayah-wilayah yang memungkinkan untuk pengembangan lahan hijau yang memang selama ini belum dioptimalkan atau digarap dengan maksimal.

"Saya punya pengalaman ketika 10 tahun di Bantul, ketika itu sekitar 800 hektare beralih fungsi, namun saya menciptakan lahan pertanian baru lebih dari seribu hektare di lahan pasir. Ada yang ditanami bawang dan sebagainya," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024