Bali (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama puluhan wartawan yang bertugas di kabupaten itu melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk belajar tentang pengembangan pariwisata pulau dewata tersebut.
"Sektor pariwisata antara Bali dengan DIY ini sebetulnya sama, saat ini kita sedang mengembangkan konsep pariwisata berbasis komunitas masyarakat," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di sela kunjungannya bersama para wartawan Bantul di Bali, Kamis.
Menurut dia, secara umum konsep pengembangan pariwisata di wilayah DIY termasuk Bantul dengan Bali hampir sama, namun yang membedakan kedua daerah tersebut dari sisi budaya masyarakatnya.
"Budaya pariwisata di Bali sudah mapan, kemudian manajeman bagus, sehingga kunjungan studi banding ke Bali ini lebih dititikberatkan pada manajemen bukan konsep dan aktifitas pariwisata itu sendiri," katanya.
Dengan demikian, kata Wabup Bantul, melalui kunjungan kerja ke Pulau Dewata yang mengunggulkan sektor pariwisata berbasis komunitas masyarakat ini pemda bisa punya gambaran dan masukan bagi pengembangan pariwisata Bantul.
Halim mengatakan konsep pengembangan pariwisata ada dua, yaitu pariwisata berbasis masyarakat yang masyarakat (CBT) atau warga setempat memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan konsep pariwisata non-CBT itu, lanjut dia, untuk di wilayah DIY misalnya Taman Pintar Yogyakarta yang dikembangkan dan dikelola investor, sektor pariwisata ini juga bisa dikatakan sebagai wisata buatan.
"Kalau yang CBT di Bantul itu Desa Wisata Giriloyo yang menawarkan wisata kerajinan batik, Kebon Agung Imogiri dan Mangunan. Desa-desa wisata di Bantul berjumlah 30 desa ini yang sedang kita kembangkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bantul Sigit Widodo mengatakan, kunjungan kerja yang dipimpin Wapub Bantul ini diikuti sejumlah pejabat dinas terkait dan sekitar 20 wartawan media cetak dan elektronik yang bertugas di Bantul.
Kunjungan kerja dalam rangka pengembangan desa wisata di Bantul ini berlangsung selama tiga hari sejak 15 Maret sampai 17 Maret 2016. Dan pada hari pertama Rabu (15/3) sudah diawali dengan kunjungan ke Dinas Pariwisata Bali.
"Untuk selanjutnya selama dua hari ke depan kita akan `blusukan` ke desa-desa wisata di Bali, salah satunya Desa Adat Penglipuran," katanya.
KR-HRI
Berita Lainnya
Bali United tunggu penggunaan VAR, bantu wasit bisa adil
Jumat, 3 Mei 2024 19:59 Wib
Menparekraf sebut banyak wisatawan India tertarik menikah di Bali
Jumat, 3 Mei 2024 9:06 Wib
Liga 1: Bali United siapkan taktik jitu kontra Persib Bandung
Kamis, 2 Mei 2024 20:09 Wib
Bali promosikan kearifan "Segara Kerthi" kepada delegasi WWF
Kamis, 2 Mei 2024 12:31 Wib
Prilly otak-atik film horor "Temurun"
Kamis, 2 Mei 2024 7:40 Wib
IHC-Singapura perkuat Bali International Hospital jadi tujuan wisata medis
Selasa, 30 April 2024 19:28 Wib
Kemenparekraf: Tak ada "overtourism' di Bali
Selasa, 30 April 2024 6:47 Wib
Pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih, Bali, gaet wisatawan
Senin, 29 April 2024 20:15 Wib