Kulon Progo (Antara Jogja) - Petani cabai lahan pantai di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai panen cabai dengan harga di kisaran Rp22.500 per kilogram.
Ketua Asosiasi Petani Cabai Kulon Progo Sudiro di Kulon Progo, Selasa mengatakan lima hari terakhir, petani mulai memetik cabai dan pasar lelang mulai dibuka Senin (8/5).
"Sebelum pasar lelang dibuka, harga cabai merah di tingkat petani berkisar Rp12 ribu sampai Rp14 ribu kg. Namun, sejak pasar lelang dibuka, harga cabai naik menjadi Rp22.500 per kg," katanya.
Menurut dia, pasar lelang di wilayah Kulon Progo sangat membantu petani dan konsumen, sehingga kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan. Namun demikian, adanya pasar lelang membuat pedagang kesulitan mencari untung dan mempermainkan harga cabai.
"Kalau tidak ada pasar lelang, harga cabai akan dipermainkan tengkulak. Selain itu, pasar lelang bertujuan supaya harga cabai di tingkat konsumen tidak terlalu tinggi," katanya.
Ia menjamin ketersediaan cabai akan mencukupi hingga lebaran nanti, bahkan sangat surplus. Cabai dari Kulon Progo 80 persen lari ke luar dari mulai dari Bandung, pasar induk di Jakarta dan Sumatera.
"Permintaan pasar lokal hanya sedikit. Mayoritas lari ke luar daerah," katanya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Eko Purwanto mengatakan Pemkab Kulon Progo menyiapkan lahan seluar 100 hektare untuk mendukung program tanam cabai mengatasi tingginya harga komoditas tersebut.
Ia mengatakan rencananya lahan 100 hektare tersebut akan ditanami cabai merah seluas 60 hektare dan 40 hektare cabai rawit.
"Lahan seluas 100 hektare tersebar di 12 kecamatan sesuai potensi masing-masing wilayah," kata Eko.
Kecamatan yang sudah mengajukan proposal ada delapan, yakni Lendah, Panjatan, Sentolo, Nanggulan, Temon, Samigaluh, Kalibawamh dan Girimulyo yang terdiri dari 18 kelompok tani.
"Dari delapan kecamatan yang mengajukan proposal, paling luas lahannya di Kecamatan Panjatan yang mencapai 20 hektare," kata dia.
Bantuan yang diberikan dalam program tanam cabai berupa saprodi terdiri dari pupuk, benih, dan mulsa. Nilai bantuan setiap hektare sebesar Rp30 juta.
"Informasinya Rp30 juta per hektare, tapi masih menunggu lelang," katanya.
Meski ada program tanam cabai, menurut Eko, produksinya tidak begitu perpengaruh di Kulon Progo karena hanya lima persen dari luas tanaman 1.800 hektare per tahun.
"Luas tanam cabai tidak berpengaruh terhadap produksi Kulon Progo," kata dia.
KR-STR
Berita Lainnya
RI butuh sistem tanam cabai tak terpengaruh cuaca, ungkap Mendag
Senin, 18 Maret 2024 6:58 Wib
Ibu Negara Iriana Jokowi membuka Gerakan Tanam Cabai Serentak se-Indonesia di Bogor
Senin, 4 Maret 2024 10:17 Wib
Pemkab Bantul imbau masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk tanam cabai
Jumat, 16 Februari 2024 16:22 Wib
Presiden ajak masyarakat tanam cabai-sayuran mandiri
Senin, 8 Januari 2024 12:56 Wib
DPPK Sleman gelar promosi produk hortikultura
Jumat, 22 Desember 2023 16:32 Wib
DIY menggencarkan pasar murah kendalikan harga cabai
Rabu, 6 Desember 2023 23:10 Wib
Kementan meresmikan nursery bawang merah dan cabai di Sleman
Kamis, 23 November 2023 19:58 Wib
Kabupaten Sleman menuju daerah lumbung pangan sehat
Selasa, 21 November 2023 13:08 Wib