Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Istimewa Yogyakarta meminta Pemerintah Kulon Progo segera mengoptimalkan pemanfaatan sumber air untuk mengantisipasi dampak bencana kekeringan maupun kesulitan sumber air bersih selama musim kemarau 2017.
"Kami berharap bisa segera mengoptimalkan sumber-sumber air yang masih banyak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan hasil pendataan BPBD DIY pada Juli 2017, terdapat 183 titik rawan kekeringan yang menyebar di sejumlah kecamatan di Kulon Progo akibat musim kemarau.
Meski tidak terpusat di kecamatan tertentu, dua kecamatan di antaranya yaitu Temon dan Kokap memiliki titik kekeringan paling banyak. "Data itu akan kami `update` terus," kata dia.
Karena titik kekeringan itu menyebar, menurut dia, untuk penganggaran operasional penanganannya diserahkan kepada Pemkab setempat. "Karena tersebar membutuhkan penanganan khusus sesuai kebijakan Pemkab setempat, apakah menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) atau yang lainnya," kata dia.
Meski demikian, Krido menilai dampak kekeringan di Kulon Progo seharusnya bisa diantisipasi dengan pemanfaatan sumber-sumber air secara optimal, apalagi curah hujan di kabupaten itu masih tinggi dibandingkan di Gunung Kidul. Waduk Sermo, menurut dia, merupakan air yang dinilainya masih belum optimal dimanfaatkan.
"Penurunan debit air di Waduk Sermo masih dalam level aman artinya sumber air masih banyak," kata dia.
Ia juga mengusulkan ke depan pemanfaatan sumber air di Kulon Progo melalui Program Penyediaan?Air Minum Berbasis Masyarakat?(Pamsimas) bisa direalisasikan. "Tiga atau empat tahun ke depan kami berharap bisa direalisasikan," kata dia.
BPBD DIY telah membentuk Satgas Penanggulangan Kekeringan yang bertugas melakukan respon cepat serta mengidentifikasi potensi bencana kekeringan selama musim kemarau 2017. Satgas ini efektif bekerja sejak 20 Juli hingga September 2017.
Menurut Krido, BPBD DIY telah memetakan delapan kecamatan yang telah mengalami kekeringan di Gunung Kidul, yakni Kecamatan Rongkop, Girisubo, Semin, Nglipar, Panggang, serta Palian. Untuk wilayah itu BPBD DIY telah menyalurkan 210 tangki air bersih.
Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo, BPBD DIY telah mendeteksi 183 titik rawan kekeringan yang menyebar, meski pusat kekeringan ada di Kecamatan Temon dan Kokap. Sedangkan Bantul ada di Kecamatan Dlingo, Peleret, Imogiri, dan Sleman ada di Kecamatan Prambanan.
L007
Berita Lainnya
Penerbangan AirAsia dan Batik Air dibatalkan akibat erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 19:26 Wib
Berkonsep masjid ramah lingkungan, Muhammadiyah hemat 30 persen air
Selasa, 30 April 2024 7:44 Wib
Pelaku industri promosikan jamu Indonesia ke pasar mancanegara
Minggu, 28 April 2024 6:10 Wib
Indonesia bantu Tunisia modifikasi cuaca
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
RI usung pendekatan budaya lokal terkait tata kelola air di WWF
Rabu, 24 April 2024 15:57 Wib
WWF ke-10 di Bali memberi manfaat ekonomi UMKM-pariwisata
Minggu, 21 April 2024 1:08 Wib
Indonesia menawarkan proyek air 9,6 miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 20:53 Wib
Sandiaga menawarkan "melukat" untuk 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
Sabtu, 20 April 2024 17:51 Wib