Mahasiswa desak pemberantasan korupsi besar-besaran

id Mahasiswa desak pemberantasan korupsi besar-besaran

Mahasiswa desak pemberantasan korupsi besar-besaran

Ilustrasi, pegiat antikorupsi membawa poster saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (16/8). Aksi tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ( ANTARA

Jakarta (Antara) - Para mahasiswa mendesak agar pemberantasan korupsi dilakukan secara besar-besaran, termasuk kasus yang menimpa Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono dengan barang bukti Rp20 miliar.

Seorang mahasiswa Taqi Sabil (19) mengatakan di Jakarta, Senin sangat kecewa terhadap korupsi yang diduga dilakukan Tonny Budiono.

Taqi menduga bahwa kasus ini bukan hanya menyangkut satu orang, tapi juga ada kemungkinan melibatkan pejabat tinggi lain dari kasus ini.

Dia mengatakan kalau di pusat pemerintahan saja sudah terjadi kasus, maka besar kemungkinan para bawahannya dan pejabat-pejabat daerah banyak yang meniru dan melakukan tindak pidana korupsi.

Kasus suap pada Dirjen Perhubungan Laut melibatkan komisaris PT Adhi Guna Keruktama selaku pemberi suap untuk Tonny pada kasus Pengarukan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah.

Taqi menambahkan kasus ini ironi program revolusi mental yang digadang-gadang Presiden Joko Widodo, bahkan Dirjen Perhubungan Laut juga pernah mengampanyekan "Aksi Berantas Korupsi".

"Sampai saat ini, revolusi mental yang direncanakan Presiden Jokowi belum banyak terlihat hasilnya dan lebih kacaunya dari Kementerian Perhubungan sendiri yang menggagalkan atau mementahkan rencana Presiden," tegas Taqi

Taqi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Dirjen Perhubungan Laut.

Sebagai mahasiswa Taqi mengatakan sudah menjadi keharusan bagi para mahasiswa bersuara demi kepentingan bangsa. Tindakan korupsi bisa menjadi penilaian dirinya sendiri, apakah selama ini negara sudah jauh dari korupsi atau semakin dekat dengan korupsi.

"Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mendukung setiap aksi operasi tangkap tangan KPK dan revolusi mental yang direncanakan Presiden," kata Taqi

Tidak hanya Taqi, mahasiswa lain, Reza (20) juga mengungkapkan rasa kecewa terhadap Dirjen Perhubungan Laut. Reza mengatakan kasus korupsi di kalangan pejabat memang bukan hal yang baru, namun bukan berarti korupsi merupakan tindakan yang bisa  dibenarkan.

Reza semakin menurun rasa kepercayaannya terhadap para pejabat negara yang mengatasnamakan rakyat karena kenyataannya kasus korupsi di Tanah Air semakin meningkat.

Reza mendukung setiap aksi KPK yang berhasil membuat para koruptor ketar-ketir atau gelisah.

"Sebagai mahasiswa saya percaya KPK mampu untuk mengusut tuntas kasus korupsi Dirjen Perhubungan Laut dan kasus korupsi lain," kata Reza
 
Reza berharap KPK melakukan operasi tangkap tangan bisa didukung oleh seluruh lapisan masyarakat baik pejabat tinggi negara maupun rakyat demi mengurangi kasus koruptor di Indonesia.  ***2*** (A011)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024