Bantul (Antara Jogja) - Generasi muda di Dusun Kayuhan Wetan, Desa Triwidadi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, enggan menjadi penerus pengrajin tikar anyaman dari daun mendong yang telah digeluti warga pedukuhan setempat.
Salah seorang pengrajin tikar anyaman Dusun Kayuhan Wetan Legiyem di Bantul, Rabu, mengatakan, generasi muda enggan untuk melanjutkan usaha yang ditekuni orang tua mereka karena lebih memilih bekerja di pabrik.
"Untuk menularkan ilmu menganyam kepada anak-anak muda sangat sulit karena mereka memilih bekerja di pabrik atau tempat kerja lain yang setiap bulan tinggal menerima upah langsung," kata wanita berusia 55 tahun ini.
Menurut dia, padahal membuat kerajinan tikar anyaman dari daun mendong atau sejenis rumput-rumputan dari daerah rawa di Kayuhan Wetan sudah digeluti selama puluhan tahun oleh orang tua mereka, sehingga sempat menjadikan daerah itu sebagai sentra kerajinan tikar anyaman di Bantul.
Bahkan, kata dia, sampai saat ini hanya tersisa delapan pengrajin tikar anyaman yang seluruhnya sudah berusia lanjut atau diatas 50 tahun dan kondisi itu tidak terlepas dari rendahnya penghasilan dari membuat tikar mendong.
Ia mengatakan, dengan modal sebesar Rp50 ribu untuk membeli bahan baku mendong satu ikat dapat diproduksi tiga lembar tikar ukuran standar dalam waktu selama seminggu setiap pengrajin, yang tiap lembar dijual Rp30 ribu.
Dengan demikian, kata dia, dalam satu minggu pengrajin hanya memperoleh keuntungan Rp40 ribu atau hasil penjualan Rp90 ribu dikurangi modal Rp50 ribu. "Generasi muda lebih memilih berkerja di pabrik dengan upah lebih besar," katanya.
Sentra kerajinan tikar anyaman mendong di Dusun Kayuhan Wetan ini menjadi lokasi kunjungan `press tour` oleh para wartawan baik cetak, elektronik yang bertugas di lingkungan Pemda DIY dan Pemkab Bantul.
Sementara itu, seorang pejabat dari Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) DIY Sumarni mengatakan, pihaknya mengajak forum pewarta Pemerintah DIY ke sentra tikar anyaman di Bantul ini dalam rangka acara Press Tour Dalam Daerah 2017.
"Kami mengajak sekitar 20 wartawan serta mengundang Bagian Humas dan Protokol dan Dinas Kominfo Kabupaten Bantul menuju sentra anyaman tikar mendong di dusun Kayuhan Wetan yang sekarang hampir punah ini," katanya.
(T.KR-HRI)
Berita Lainnya
Pabrik tutup, 200 karyawan sepatu Bata Purwakarta, Jabar
Minggu, 5 Mei 2024 19:39 Wib
Simpanan korban BPR gulung tikar di Jawa dan Bali diselamatkan LPS
Selasa, 29 Agustus 2023 15:56 Wib
186 bank di AS bisa gulung tikar, ungkap studi perbankan
Jumat, 5 Mei 2023 6:58 Wib
Pengungsi Semeru butuh selimut dan tikar
Selasa, 6 Desember 2022 12:48 Wib
Omzet ribuan IKM di Kulon Progo terancam gulung tikar
Jumat, 3 April 2020 21:34 Wib
Puluhan perusahaan batubara terancam gulung tikar
Jumat, 23 Maret 2018 22:22 Wib
Belajar beralas tikar
Senin, 9 April 2012 14:00 Wib
KLH prediksi tambak udang akan "gulung tikar"
Minggu, 13 Maret 2016 12:09 Wib