Kulon Progo anggarkan Rp30 miliar menanggulangi kemiskinan

id Kulon progo

Kulon Progo anggarkan Rp30 miliar menanggulangi kemiskinan

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganggarkan Rp25 miliar hingga Rp30 miliar untuk percepatan penanggulangan kemiskinan yang masih mencapai 20,30 persen pada 2017.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Senin, mengatakan mulai 2017, pemkab menganggarkan secara khusus penanganan kemiskinan di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) yang ditunjuk, di luar anggaran reguler sebesar Rp25 miliar sampai Rp30 miliar.

"Kami menangani kasus kemiskinan secara khusus, dengan membuat program penanggulangan kemiskinan yang memiliki daya ungkit kuat. Sejauh ini, berdasarkan evaluasi, program yang telah berjalan belum memiliki daya ungkit kuat," kata Langgeng.

Ia mengatakan angka penurunan kemiskinan di Kulon Progo dari 2011-2016 rata-rata 0,9 persen pertahun sehingga Kulon Progo menempati peringkat keempat sekabupaten/kota di DIY terkait kemiskinan, namun pada 2015-2016, peringkat kemiskinan Kulon Progo menjadi nomor kelima setelah Kabupaten Gunung Kidul.

Hal itu disebabkan pada 2015-2016, Kulon Progo tidak memiliki program yang memiliki daya ungkit kuat untuk mengurangi kemiskinan, baik sektor pertanian, pariwisata dan industri.

Langgeng mengaku hal itu berbeda dengan Gunung Kidul yang sektor pariwisatanya berkembang pesat sehingga memiliki daya ungkit mengurangi kemiskinan.

"Meski demikian, rata-rata angka penurunan kemiskinan di Kulon Progo masih tertinggi di DIY," katanya.

Untuk itu, lanjut Langgeng, Pemkab Kulon Progo akan membuat program penanggulangan kemiskinan yang memiliki daya ungkit, dengan memberdayakan potensi lokal yang ada.

Organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat meliputi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Sosial.

Ia mencontohkan fasilitasi industri kecil pembuatan hingga pemasaran batu andesit. Selama tiga tahun terakhir, produk andesit digunakan untuk conblock di lingkungan pemkab dan trotoar, ke depan akan dibuat mozaik yang akan dibeli unit usaha BUMD.

"Nanti BUMD akan kerja sama dengan DPUPKP supaya membelinya dan digunakan di setiap proyek yang dikerjakan,`" katanya.

Langgeng mengatakan pihaknya mentargetkan penurunan kemiskinan di atas satu persen setiap tahun.

"Kami optimistis program percepatan penanggulangan kemiskinan dengan basis pemberdayaan masyarakat dari hulu sampai hilir akan menurunkan kemiskinan di atas satu persen pertahun," katanya. ***4***


(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024