Pemkab Kulon Progo bangun ruang pajang kerajinan

id Kulon progo

Pemkab Kulon Progo bangun ruang pajang kerajinan

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan membangun ruang pajang produk kerajinan dalam rangka menggerakkan industri kerajinan di wilayah ini.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan Kulon Progo Dewantoro di Kulon Progo, Senin mengatakan dinas sudah memiliki rencana untuk membangunnya.

"Namun diperkirakan ruang pajang itu dibangun di kawasan Wates atau Sentolo. Mengingat harga tanah di wilayah Temon sudah tinggi, kalaupun menggunakan tanah kas desa, tetap harus dipikirkan apakah ada pihak lain yang menggunakannyam," kata Dewantoro.

Ia mengatakan ruang pajang kerajinan sebesarnya sudah dibangun, seperti Pasar Seni Sentolo dan tempat istirahat di perbatasan Kulon Progo-Purworejo. Lokasinya sangat strategis, namun belum dapat berkembang karena daya beli masyarakat masih rendah.

Selain itu, dinas memiliki rencana membangun ruang pajang di Pasar Baru Sentolo dan gerai manakan tradisional.

"Kami sudah berupaya memfasilitasi perajin, namun daya beli masyarakat masih rendah dan fokus di Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul," katanya.

Dewantoro mengatakan saat ini ada sekitar 2.000 pelaku usaha kerajian di Kulon Progo, dengan produk beragam, mulai dari tas serat alam, tas nilon, tenun, kayu, perca dan bahan daur ulang lain.

Untuk bisa mendorong pengembangan usaha kerajinan, dinas banyak berusaha menjalin komunikasi dengan para perajin, agar mereka menyampaikan kendala usaha.

"Apakah masalah mereka dalam berinovasi itu karena desain, pemasaran, pendanaan, atau pelatihan. Kami akan coba untuk memberikan solusi, agar memancing kreativitas mereka," ujarnya.

Ketua Paguyuban Perajin Bina Karya Lestari Desa Tanjungharjo Tukimin mengatakan perajin serat alam Desa Tanjungharjo melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produksi sehingga menembus pasar ekspor baik Asia, Amerika, maupun Eropa.

Ia mengatakan industri kerajunan serat alam dikelola secara turun temurun memproduksi tampar, sekarang memproduksi berbagai macam kerajinan.

"Semula produksinya hanya tali rami, sebelum ada tali rafia. Namun karena nilai ekonominya rendah, kemudian sejak 1996 masyarakat mencoba memproduksinya menjadi kerajinan dan ternyata justru diminati hingga pasar luar negeri," kata Tukimin.

Menurut dia, industri kerajinan di Tanjungharjo pun berkembang pesat. Dari semula hanya ada tiga perajin kini sudah berkembang menjadi lebih dari 30 perajin dan menyerap tidak kurang dari 1.000 tenaga kerja.

Selain memberdayakan warga setempat, usaha kerajinan ini juga memberdayakan tenaga kerja dari luar kecamatan bahkan luar kabupaten.

"Kami pemberdayaan, ketika diminta memberikan pelatihan sekaligus yang dilatih bisa memanfaatkan pekerjaan," katanya. ***3***


(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024