Disperindag DIY gelar OP daging ayam

id daging ayam,operasi pasar

Disperindag DIY gelar OP daging ayam

Harga daging ayam di Pasar Induk Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, stabil Rp30.000 per kg. (Foto ANTARA/Mamiek)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta siap menggelar operasi pasar daging ayam potong di tiga pasar tradisional mulai Rabu (25/7) untuk mengendalikan harga komoditas itu yang kini naik signifikan hingga Rp45.000 per kilogram.

"Mulai besok pagi kami akan melakukan operasi pasar (OP) hingga tiga hari ke depan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, dalam OP yang akan digelar secara bersamaan di Pasar Demangan, Pasar Beringharjo, serta Pasar Kranggan, Kota Yogyakarta diperkirakan akan menjual hingga 1 ton daging ayam potong. 

Disperindag DIY akan menjual dengan harga Rp32.000 per kg daging ayam sesuai dengan harga acuan dari Kemendag RI. "Harga jualnya sebisa mungkin kami sesuaikan dengan harga acuan," kata dia.

Yuna mengakui berdasarkan hasil pemantauan di Kota Yogyakarta khususnya di Pasar Beringharjo, Demangan, dan Kranggan harga daging ayam potong hingga Selasa (24/7) masih mencapai Rp45.000 per kg, bahkan beberapa hari sebelumnya sempat menyentuh Rp50 ribu per kg. Dalam kondisi normal, harga jual daging ayam hanya di kisaran Rp25.000 hingga Rp32.000 per kg.

"Kondisi harga jual daging ayam di kabupaten lainnya juga tidak jauh berbeda," kata dia.

Menurut dia, lonjakan harga itu antara lain disebaban berkurangnya persediaan daging ayam di tingkat pedagang di DIY yang biasanya menerima pasokan dari Wonosobo, Temanggung, dan Boyolali, Jawa Tengah, selain dari pemasok lokal.

Yuna juga membantah bahwa para pedagang daging ayam di Yogyakarta sempat mogok berjualan. Menurut dia, pedagang tidak berjualan disebabkan berkurangnya persediaan yang bisa mereka jual.

"Pasokan berkurang hingga 50 persen. Biasanya rata-rata satu pedagang menerima pasokan 160 kg, sekarang hanya 80 kg saja," kata dia.

Yuna memperkirakan selain disebabkan persoalan anomali cuaca yang dimungkinkan memengaruhi kesehatan ternak, harga pakan ternak juga memiliki andil terhadap tingginya harga serta tersendatnya pasokan daging ayam.

"Secara nasional memang kondisinya seperti itu tidak hanya di DIY. Karena pakan masih impor sementara nilai tukar dolar terhadap rupiah ada gejolak," kata dia.

(L007).