Menpar akan bangun delapan destinasi digital di Yogyakarta

id Menpar

Menpar akan bangun delapan destinasi digital di Yogyakarta

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya (Foto antaranews.com)

Bantul (Antaranews Jogja) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kementeriannya akan membangun delapan destinasi digital yang tersebar di empat kabupaten wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
    
"Kesimpulannya saya sangat senang, yang pertama di laporkan destinasi di sini akan kita bangun tujuh lagi destinasi digital, dan satu sudah di sini," kata Menteri disela Jagongan Destinasi Digital di Desa Wisata Kaki Langit, Kabupaten Bantul, Selasa sore.
    
Menteri mengatakan, tujuh destinasi digital itu rencananya dua destinasi baru di wilayah Kabupaten Bantul, tiga destinasi digitial di Kabupaten Gunung Kidul, satu destinasi di Kabupaten Sleman dan satu di Kulon Progo.
    
"Jadi total nantinya ada delapan destinasi digital, dengan delapan destinasi itu maka Jogja (Yogyakarta) akan memiliki destinasi digital terbanyak di Indonesia," kata Menteri Pariwisata.
    
Menteri mengatakan, dipilihnya wilayah Yogyakarta untuk membangun destinasi digital karena dirinya mengaku menyukai orang daerah tersebut, ditambah adanya semangat dan dorongan yang kuat untuk mengembangkan sektor pariwisata.
    
"Orang Jogja itu semangat sekali, kalau ditanya semua sepakat pariwisata, jadi tidak salah pariwisata industri yang paling mudah dan paling murah untuk tingkatkan perekonomian," katanya.
    
Menurut Menteri, untuk pengelolaan destinasi digital tersebut akan dilakukan Generasi Pesona Indonesia (GenPI), sebuah komunitas yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk pemasaran pariwisata.
    
"Khusus untuk destinasi digital, GenPi itu memang pengelola destinasi digital, tapi tidak memiliki areanya, ada ilmunya itu dan anak-anak GenPi pasti paham, namanya 'sharing ekonomi' bahasa guyonannya 'untuk menikmati tidak harus memiliki'," katanya.
    
Kemudian Menpar memberikan contoh perusahaan transportasi terbesar dengan nilai tertinggi di Indonesia adalah perusahaan transportasi yang tidak memiliki pesawat terbang, tidak memiliki taksi, bahkan tidak memiliki ojek, yaitu GO-JEK.
    
"Dia digital company, untuk menjadi perusahaan dengan nilai 4 miliar dolar AS itu berarti sebesar Rp56 triliun dengan kurs rupiah sekarang, tanpa harus memiliki, dia tidak memiliki apapun, itulah 'sharing ekonomi'," kata Menteri.