Sleman susun strategi percepatan penurunan AKI-AKB

id Melahirkan

Sleman susun strategi percepatan penurunan AKI-AKB

Ilustras, Ibu melahirkan di pesawat, dok (AntaraTv)

Sleman (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya menyusun stategi mempercepat penurunan angka kematian ibu saat melahirkan dan angka kematian bayi.

Sebagai upaya dalam menyusun strategi tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menyelenggarakan lokakarya percepatan penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Sleman, Senin.

Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang terdiri atas pakar dalam bidang klinis maupun para ahli manajemen.

Selain itu, melibatkan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR Sardjito Yogyakarta yang menjadi pusat dari rujukan, rumah sakit umum daerah, dan rumah sakit lainnya dengan jumlah persalinan yang besar serta unsur lainnya seperti puskesmas.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang menjadi narasumber dalam lokakarya tersebut menyampaikan perlu adanya kolaborasi antara klinis dan para ahli manajemen.

"Hal tersebut dinlai penting mengingat kendala dalam manajemen menjadi salah satu yang perlu diperhatikan untuk mengurangi AKI dan AKB," katanya.

Ia mengatakan dalam lokakarya itu akan disusun strategi apakah nantinya akan memperbaiki manual rujukan dan membuat kebijakan-kebijakan yang akan berupa regulasi dari bupati.

"Semuanya ini dalam rangka menurunkan angka kematian (AKI dan AKB)," kata Sri Muslimatun.

Menurut dia, dalam penyusunan strategi tersebut juga membahas terkait manual rujukan yang pada sebelumnya hanya khusus membahas tentang penanganan, tempat penanganan, yang meliputi klinis ?atau kesehatannya.

"Dalam `workshop` kali ini dibahas juga dalam manual rujukan bagaimana penanganan maupun tempat penangan dan biaya bagi mereka yang tidak `ter-cover` Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan dalam lokakarya tersebut terdapat sejumlah masukan yang bersifat manajerial.

"Sleman itu fasilitas kesehatannya tidak kurang-kurangnya, rumah sakit aja ada 28. Dokter spesialis itu siap menangani bersalin harus dengan operasi yang paling canggih sekalipun, spesialis anak juga siap menangani bayi yang baru lahir untuk bertahan. Tapi masalahnya di antara itu ada peran manajerial," katanya.

Joko juga menjelaskan bahwa Pemkab Sleman memiliki manual rujukan, hanya saja belum sampai kepada pembiayaan.

"Di era JKN seperti saat ini yaitu BPJS yang menjadi operatornya, terdapat beberapa sisi yang terhambat dikarenakan aturan-aturan yang terdapat di BPJS. Jangan sampai dengan adanya aturan-aturan yang dapat menghambat tersebut, dapat meningkatkan angka kematian ibu melahirkan," katanya.

Joko menyebut angka kematian ibu melahirkan di Sleman saat ini sudah menurun dalam arti jumlah kematian yang ada masih fluktuatif.

Namun, jika dibandingkan dengan angka kematian nasional, angka kematian ibu melahirkan di Sleman jauh di bawah angka nasional.

"Sleman ini sudah berada di angka 32/100.000 padahal kalau di angka nasional masih di atas 100/100.000 kelahiran," katanya.

Ia mengatakan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten Sleman pada 2016 terdapat delapan kasus kematian dari 15.488 ibu hamil, sedangkan pada 2017 terdapat enam kasus kematian ibu melahirkan dari jumlah 15.549 ibu hamil.

"Sebagian besar kematian ibu melahirkan saat ini yaitu diakibatkan riwayat penyakit jantung, sedangkan kematian akibat pendarahan saat ini telah menurun signifikan," katanya.



(V001) 06-08-2018 20:06:15


 
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024