Sistem minapadi minimalkan konflik kepentingan air

id Minapadi

Sistem minapadi minimalkan konflik kepentingan air

Budi daya minapadi (antaratv.com)


Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa sistem minapadi dapat meminimalkan konflik kepentingan air terutama pada musim kemarau.
     
"Dengan sistem minapadi terintegrasi yang menjadi satu sistem budidaya sehingga konflik kepentingan air dapat diminimalisir karena air yang digunakan untuk ikan dan padi dalam satu wadah," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikaan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono, Senin.
     
Menurut dia, selama ini diakui sering muncul di lapangan konflik kepentingan air antara petani penggarap sawah dengan pembudi daya ikan kolam.
     
"Saat debit air menurun drastis pada musim kemarau, sering muncul konflik kepentingan air. Melalui minapadi terintegrasi diharapkan konflik tersebut tidak muncul lagi," katanya.
     
Ia mengatakan, kedepannya pihaknya juga akan mengembangkan minapadi yang terintegrasi dengan pariwisata dan akan lebih fokus pengembangan minapadi untuk wilayah Sleman barat mengingat potensi air dan lahan yang luas.
     
"Tidak hanya pertanian tetapi juga terintegrasi dengan pariwisata, ke depan kami dorong kepala desa untuk mendukung minapadi dikemas menjadi kampung agro wisata," katanya. 
     
Heru mengatakan, saat ini konsep minapadi sudah banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Sleman dan bahkan sudah ada yang dikemas dalam desa wisata.
     
"Minapadi sudah banyak dikembangkan di Sleman, seperti di Kecamatan Pakem, Kecamatan Berbah. Bahkan di Dusun Cibuk, Kecamatan Seyegan sudah dikemas dalam kosep desa wisata minat khusus," katanya.
     
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan dengan mengaplikasikan minapadi, mampu menjadi agro wisata sehingga mampu menjadi sarana meningkatkan pendapatan petani.
   
 "Maka pemanfaatan lahan sawah di Sleman seluas 19.131 hektare telah dimanfaatkan dan dikelola dengan efektif dan efisien," katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024