Taruna tani terbentuk di 13 kecamatan Bantul

id Petani

Taruna tani terbentuk di 13 kecamatan Bantul

Ilustrasi (Foto Antara)

Bantul, (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan taruna tani sebagai lembaga regenerasi petani sampai awal 2019 sudah terbentuk di 13 kecamatan daerah ini.

"Taruna tani di Bantul itu baru muncul pada 2013 setelah kita rintis, dan sekarang sudah hampir semua kecamatan di Bantul atau di 13 kecamatan sudah ada taruna tani," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.

Menurut dia, Taruna tani yang dibentuk gabungan kelompok tani (gapoktan) melalui pendampingan dari dinas itu bertujuan menarik minat pemuda menggeluti bidang pertanian atau regenerasi petani, karena selama ini petani sudah tua.

"Gejala itu (sulitnya regenerasi petani) saya lihat sudah sejak tahun 2012, sudah kita amati betul, makanya kemudian kita membentuk program taruna tani, ini terus kita dorong keberadaannya hingga saat ini," katanya.

Pulung mengatakan, meski sudah terbentuk di 13 kecamatan dari total 17 kecamatan se-Bantul, namun kelembagaannya baru ada di tingkat desa dalam setiap kecamatan, sehingga masih belum menjangkau pemuda semua kecamatan.

Untuk itu, kata dia, pihaknya mendorong gapoktan sebagai wadah petani tingkat desa, yang belum ada taruna tani bisa membentuk taruna tani untuk regenerasi, dari pemerintah daerah siap memfasilitasi maupun memberikan program pendampingan.

"Memang satu kecamatan itu taruna tani baru ada di satu desa tertentu, padahal semua 75 desa harusnya ada sebagai lembaga turunan atau ada kegiatan dari gapoktan. Cita cita kita itu, memang belum merata ke semua desa, harusnya ada di 75 desa," katanya.

Dia mengatakan, yang menjadi kendala dalam regenerasi petani selama ini utamanya adalah kemauan pemuda itu sendiri yang kurang, kemudian penghasilan dari sektor pertanian dianggap belum begitu menjanjikan karena lahan yang sempit.

"Sehingga memang perlu didorong anak-anak muda itu ke arah `off farm` nya seperti dalam olahan hasil pertanian, kemudian di `on farm` dengan alat mesin pertanian, jadi pengelolaannya bisa dilakukan oleh yang muda-muda," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024