Disperindag Yogyakarta ingin kembalikan kejayaan Pasar Klithikan

id Pasar Klithikan

Disperindag Yogyakarta ingin kembalikan kejayaan Pasar Klithikan

Salah satu kios di sudut Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta yang masih bertahan menjual berbagai barang-barang “klithikan”.(Foto Antara/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta ingin mengembalikan kejayaan Pasar Klithikan Pakuncen seperti kondisi saat dibuka untuk pertama kali pada 2007, yaitu diramaikan oleh pedagang dan pembeli yang berburu barang-barang “klithikan”.

“Saat dibuka, Pasar Klithikan ini luar biasa ramai. Namun, dalam perkembangannya hingga saat ini, pasar ini tidak lagi seramai dulu,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, banyak pedagang barang “klithikan” yang semula menjadi pedagang di Pasar Klithikan Pakuncen memilih berjualan di lokasi lain, salah satunya di kawasan Kotagede.

Atas kondisi tersebut, Yunianto mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta akan melakukan kajian terkait penyebab kondisi tersebut sebagai dasar untuk menentukan langkah atau kebijakan yang tepat guna meramaikan kembali Pasar Klithikan.

“Kami pun akan berkoordinasi dengan paguyuban pedagang di Pasar Klithikan untuk menentukan kebijakan yang tepat supaya pasar ini kembali jaya seperti saat awal dibuka,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasar Kota Yogyakarta Budi Kusuma mengatakan, kondisi Pasar Klithikan memang tidak lagi seramai saat awal dibuka.

“Banyak pedagang ‘klithikan’ yang beralih menjual barang lain seperti pakaian atau barang lain. Memang perlu dilakukan penelusuran mengapa hal itu terjadi. Ada beberapa sebab, mungkin saja mereka terjerat hutang atau sebab lain,” katanya.

Budi berharap, keberadaan pedagang barang “klithikan” di Pasar Klithikan tetap bisa dipertahankan karena barang dagangan mereka merupakan ciri khas pasar. “Jangan sampai ciri khas itu hilang karena setiap pasar ada keunikannya masing-masing,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Klithikan Joko Kristiyanto mengatakan, terjadi pergeseran barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar tradisional tersebut sehingga jumlah pedagang barang “klithikan” tidak lagi mendominasi.

“Pedagang barang ‘klithikan’ masih tetap ada. Mungkin sekitar 100 dari total 500 pedagang di pasar,” katanya. Pedagang barang “klithikan” yang berjualan di Pasar Klithikan adalah pedagang yang direlokasi dari tempat berjualan mereka di sepanjang Jalan Margo Utomo Yogyakarta.

Berkurangnya jumlah pedagang barang “klithikan” tersebut salah satunya disebabkan tuntutan zaman karena konsumen barang “klithikan” jumlahnya semakin berkurang, begitu pula pasokan untuk barang tersebut semakin sulit diperoleh.

“Pedagang barang ‘klithikan’ tidak hanya berjualan di pasar ini saja. Terkadang mereka juga berjualan di lokasi lain agar barang dagangannya laku,” katanya yang menyebut omzet pedagang “klithikan” mengalami penurunan hingga 50 persen dalam dua tahun terakhir.

Oleh karena itu, Joko meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta untuk membantu mengembalikan kejayaan pasar, salah satunya dengan menggelar “event” promosi secara rutin, memasukkan pasar sebagai salah satu destinasi wisata hingga perbaikan fasilitas pasar. 

 

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024