Sultan menginginkan Malioboro semipedestrian diwarnai aktivitas seni-budaya

id Sultan,Malioboro,Semipedestrian

Sultan menginginkan Malioboro semipedestrian diwarnai aktivitas seni-budaya

Gubernur DIY Sultan HB X menjawab pertanyaan awak media di sela meninjau pelaksanaan uji coba konsep Malioboro semipedestrian, di Yogyakarta, Selasa sore. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menginginkan beragam aktivitas seni dan budaya mewarnai pelaksanaan uji coba Malioboro semipedestrian yang akan dilaksanakan setiap Selasa wage bersamaan libur PKL di kawasan itu.

"Sehingga Selasa wage tidak hanya sekadar kosong orang jualan, tapi bagaimana juga ada 'performance', " kata Sultan di sela meninjau pelaksanaan uji coba konsep Malioboro semipedestrian, di Yogyakarta, Selasa sore.

Dengan menghadirkan aktivitas seni dan budaya seiring uji coba Jalan Malioboro semipedestrian setiap Selasa wage, Sultan yakin kawasn sentra wisata belanja di Yogyakarta itu akan semakin ramai pengunjung. "Kalau itu nanti bisa jalan mungkin ramainya Yogyakarta tidak hanya 'weekend' saja," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Uji coba Malioboro semipedestrian yang akan membebaskan kawasan itu dari kendaraan bermotor, kecuali becak, andong, dan Transjogja akan dilakukan setiap Selasa wage atau 35 hari sekali setiap bulan.

Sultan berharap aktivitas seni dan budaya di sepanjang kawasan itu sudah bisa efektif berlangsung saat uji coba berikutnya pada Selasa wage bulan depan.

"Harapan saya 35 hari yang akan datang sudah ada. Sekarang kan sudah ada delapan aktivitas (budaya) dari desa di kabupaten/kota yang pentas di sini, ada yang sore ada yang malam sampai jam 9-10 (malam)," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo meyakini rencana pembebasan Malioboro dari kendaraan bermotor sebagai konsekuensi konsep semipedestrian tidak akan menurunkan minat wisatawan berkunjung ke kawasan itu.

Didukung dengan penampilan para seniman dan budayawan, konsep Malioboro khusus bagi pejalan kaki, andong, becak, dan Transjogja, menurut dia, justru akan semakin meningkatkan daya tarik wisata serta menambah lama tinggal (length of stay/LOS) wisatawan domestik maupun mancanegara di Yogyakarta.

"Kalau ada sebagian mempunyai prediksi nanti pedagang kaki lima sepi, nanti enggak ada yang datang ke toko-toko. Tidak, saya kira magnet Malioboro sangat luar biasa," kata Singgih.

Baca juga: Sultan HB X tinjau uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor