BPBD Bantul rutin droping air ke wilayah terdampak kekeringan

id Tangki air,droping air,droping air ke wilayah kekeringan,BPBD Bantul rutin droping air

BPBD Bantul rutin droping air ke wilayah terdampak kekeringan

Tangki air yang disiapkan BPBD Bantul untuk droping air bersih ke wilayah terdampak kekeringan karena kemarau (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta rutin melakukan droping air bersih ke wilayah kekeringan terdampak kemarau 2019 karena masyarakat sudah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kalau jumlah tangkinya (tangki air yang didroping) sudah banyak, karena hampir setiap hari droping air dilakukan minimal empat sampai lima tangki," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat.

Oleh karena itu, pihaknya tidak bisa merinci berapa tangki air yang sudah disalurkan ke masyarakat terdampak kekeringan akibat kemarau yang berlangsung sejak Mei lalu, sementara di Bantul status siaga darurat kekeringan sudah diberlakukan sejak awal Juli kemarin.

Dia mengatakan, daerah terdampak kekeringan yang sudah dibantu droping air paling banyak itu diantaranya di wilayah Kecamatan Piyungan, kemudian wilayah Dlingo di Desa Terong dan wilayah Kecamatan Imogiri seperti di Desa Selopamioro dan Wukirsari.

"(Droping) untuk masyarakat, karena kalau ke pertanian jelas tidak memungkinkan, sebab butuh berapa tangki itu? Karena itu terkait irigasi ada di ranah Dinas Pertanian, tetapi kalau (petani) mengindahkan pola tanam saya kira (lahan pertanian) tidak sampai kekeringan," katanya.

Dwi mengatakan, dalam melakukan droping air ke wilayah terdampak kekeringan itu, instansinya melibatkan peran serta dari pihak ketiga baik itu masyarakat maupun badan usaha seperti lembaga perbankan atau perusahaan, yang selama ini rutin membantu air bersih.

"Kakau anggaran kita itu minimalis setahun untuk dropuming air hanya Rp40 juta, sehingga prinsipnya yang penting dari kita memanfaatkan undang-undang terkait dengan pelibatan dan peran dari semua pihak, baik itu badan usaha maupun masyarakat," katanya.

Bahkan, lanjut dia, dari dunia usaha di wilayah Bantul sejauh ini sudah banyak yang menawarkan untuk membantu masyarakat apabila terjadi kekeringan, dab setiap saat mereka siap membantu menyalurkan air bersih dengan berkoordinasi dengan instansinya.

"Kemudian terkait masyarakat itu banyak paguyuban-paguyuban masyarakat yang juga berkeinginan untuk membantu, sehingga kami tidak akan khawatir dana Rp40 juta itu akan kurang, karena banyak potensi lain yang bisa ditembusi untuk mengatasi masalah kekeringan," katanya.