ACT-Global Wakaf menggencarkan pembangunan sumur wakaf

id ACT,sumur wakaf,gunung kidul

ACT-Global Wakaf menggencarkan pembangunan sumur wakaf

ACT-Global Wakaf bangun sumur wakaf di Dusun Keringan Lor, Desa Bulurejo, Kecamatan Semin, Gunung Kidul. (ANTARA/HO/Humas ACT)

Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Global Wakaf terus menggencarkan pembangunan sumur wakaf di berbagai daerah pada penghujung musim kemarau, salah satunya di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penanggung Jawab Program Sumur Wakaf Kharis Pradana melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat mengatakan di penghujung kemarau ini Global Wakaf-ACT melalui program Sumur Wakaf tengah membangun sumur bor di Dusun Keringan Lor untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih warga.

"Pembangunan sumur bor telah dimulai sejak awal pekan ini, dengan target kedalaman 80 meter dan akan dimanfaatkan sebanyak 364 jiwa," kata dia.

Lamanya musim kemarau tahun ini mengakibatkan kekeringan masih terus melanda di berbagai daerah, tidak terkecuali Kabupaten Gunung Kidul. Walaupun sudah memasuki bulan November intensitas hujan masih cukup rendah, sehingga masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Selain sumur bor, Global Wakaf - ACT juga tengah membangun MCK serta tempat wudhu di mushola At Taqwa agar nantinya Sumur Wakaf tidak hanya menyediakan akses untuk air bersih, tapi juga memfasilitasi warga untuk sanitasi, serta air keperluan untuk ibadah.

"Global Wakaf-ACT akan terus membangun sumur wakaf diberbagai daerah yang rawan kekeringan. Kita juga turut berterima kasih kepada Alumni PCPB 3 Bank Indonesia selaku pewakif, semoga dengan adanya sumur wakaf ini keberkahan dan kebermanfaatan akan terus mengalir, " kata Kharis.

Seperti yang terjadi di Dusun Keringan Lor, Desa Bulurejo, Kecamatan Semin, Gunung Kidul salah satu dusun yang mengalami kesulitan air bersih sejak beberapa bulan lalu. Sumur dangkal yang digunakan oleh warga bahkan sampai kering total.

"Ada disini satu sumur bor cuma airnya sering mampet, karena dipakai satu dusun, jadi airnya tidak cukup," kata Suroto, warga Dusun Keringan Lor.