Pemkab Gunung Kidul tingkatkan pengawasan terhadap 1.188 pendatang

id COVID-19,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Pemkab Gunung Kidul tingkatkan pengawasan terhadap 1.188 pendatang

Bupati Gunung Kidul Badingah. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan pengawasan terhadap 1.188 pendatang yang tiba di kabupaten itu untuk mengantisipasi merebaknya COVID-19.

"Data pendatang yang sudah kami laporkan ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X jumlahnya sebanyak 1.188 orang," kata Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Jumat.

Ia mengatakan pendatang yang datang ke Gunung Kidul mayoritas masuk ke Kecamatan Playen, Nglipar dan Semanu. Untuk mengantisipasi pendatang/pemudik, Pemkab Gunung Kidul membentuk gugus tugas kecamatan.

"Kami juga meminta puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan untuk selalu siaga mengantisipasi pendatang atau warga yang pulang dari luar daerah," katanya.

Badingah mengatakan Pemkab Gunung Kidul telah menetapkan Surat Keputusan Nomor 126/KPTS/2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana COVID-19 pada 23 Maret 2020. Status Tanggap Darurat Bencana COVID-19 berlaku dari 23 Maret sampai 29 Mei 2020.

"Dengan ditetapkannya status tanggap darurat ini, anggaran tidak terduga segera bisa dicairkan. Anggaran tersebut diprioritaskan untuk melengkapi kebutuhan APD dan lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty mengklarifikasi informasi yang beredar terkait pasien positif COVID-19 asal Ponjong. Warga tersebut dinyatakan positif sejak Rabu (25/3). Pasien tersebut kembali dari Jakarta pada 3 Maret, namun saat itu ia tidak merasakan gejala apapun.

"Yang bersangkutan sempat membantu acara pernikahan tetangganya sekitar tanggal 13-15 Maret," kata Dewi.

Berdasarkan laporan yang diterima Dinkes, pasien tersebut baru mengeluhkan sesak napas pada 16 Maret dan dibawa ke RS Panti Rahayu. Selanjutnya dirujuk ke RSUD Wonosari pada 18 Maret.

Menurut Dewi, warga tersebut sempat akan dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito. Namun lantaran kondisinya membaik, sedangkan Sardjito sedang penuh, maka ia dipulangkan pada 21 Maret oleh RSUD Wonosari.

Meski dipulangkan, pasien tersebut diminta melakukan isolasi diri di rumah dan dipantau oleh petugas puskesmas.

"Barulah kemarin ada info dari Dinkes DIY bahwa pasien ini positif COVID-19. Pasien ini kebetulan adalah PDP pertama di Gunung Kidul," kata Dewi.

Dewi mengatakan saat ini kondisi pasien tersebut tergolong sangat baik. Namun karena ada kekhawatiran ia tidak bisa menjalankan isolasi mandiri, maka pasien ini dijemput untuk menjalani isolasi di RSUD Wonosari.

Sementara untuk satu PDP yang meninggal dunia, Dewi menjelaskan pasien tersebut sempat berobat di RS Bethesda Wonosari kemudian dirujuk ke RS Panti Rapih. Namun pasien tersebut meninggal dunia sebelum swab diambil.

"Informasi ini juga kami dapatkan dari Dinkes DIY," ungkap Dewi.