Kelurahan-desa di Kulon Progo sulit biayai selter pasien COVID-19

id covid kulon progo,selter pasien covid,penanggulangan covid

Kelurahan-desa di Kulon Progo sulit biayai selter pasien COVID-19

Arsip Foto. Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau fasilitas isolasi di Desa Karangwuluh, Kecamatan Temon. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Kelurahan dan desa di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan membiayai penyediaan selter bagi pasien COVID-19 yang membutuhkan fasilitas karantina di tingkat kelurahan dan desa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulon Progo Sudarmanto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan bahwa pemerintah kelurahan sudah kehabisan dana untuk membiayai penyediaan selter pasien COVID-19.

"Dana penanganan mencegah penularan COVID-19 dari dana desa sudah habis pada Juli dan Agustus 2020. Biaya Tak Terduga kelurahan di beberapa kelurahan juga sudah habis," kata Sudarmanto.

Ia mengatakan dana desa dari pemerintah pusat juga sudah digunakan untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) bagi warga terdampak COVID-19 yang belum mendapat bantuan dari pusat, provinsi, dan kabupaten. 

"Kalau anggaran selter ini dibebankan pada desa/kelurahan, tentu tidak akan berjalan sesuai harapan karena anggaran desa di Kulon Progo sudah dilaksanakan, termasuk dana desa," katanya.

Sementara itu, Lurah Pengasih Djoko Purwanto mengatakan sejak Juni 2020 pemerintah desa tidak mampu membiayai penyediaan selter yang diperuntukkan bagi pendatang atau warga yang baru pulang dari zona merah COVID-19.

"Selter sebenarnya masih dapat digunakan, tapi kami tidak mampu lagi menanggung biaya operasional," katanya.

Pemerintah Kelurahan Pengasih saat ini menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga atau warga sekitar untuk membantu warga yang membutuhkan fasilitas untuk menjalankan karantina mandiri, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan selama menjalani isolasi.

Dua rumah sakit rujukan dan satu tempat isolasi di Kulon Progo sudah tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 yang membutuhkan fasilitas isolasi.

Ruang isolasi di RSUD Wates dan RS Nyi Ageng Serang Sentolo sudah penuh. Fasilitas isolasi di Rumah Sunggah Teratai di Kompleks RSUD Wates juga hampir penuh, hanya empat dari 16 kamar yang masih bisa digunakan.

Guna mengatasi masalah itu, pemerintah kabupaten berencana memanfaatkan lantai dua di RST RSUD Wates dan menginstruksikan pemerintah di tingkat kapanewon ke bawah untuk menyediakan selter bagi warga yang membutuhkan fasilitas untuk menjalankan isolasi mandiri.