Bantul manfaatkan ruang strategis di YIA promosikan produk UKM

id Dinas UKM Bantul

Bantul manfaatkan ruang strategis di YIA promosikan produk UKM

Kantor Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memanfaatkan ruang atau tempat strategis di Yogyakarta International  Airport (YIA) untuk mempromosikan produk kerajinan UKM setempat.

"Kami akan memanfaatkan tempat-tempat strategis di bandara yang selama ini masih kosong, belum dimanfaatkan, salah satunya untuk promosi produk UKM, jadi di lorong-lorong itu ada tempat promosi," kata Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Kamis.

Menurut dia, upaya tersebut sebagai tindak lanjut atas penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemkab Bantul dengan PT Angkasa Pura tentang Pengembangan Koperasi dan UKM di Bantul beberapa waktu yang lalu.

Menurut dia, di kawasan bandara internasional yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo tersebut terdapat tempat atau space untuk promosi produk, baik yang berbayar maupun tidak tergantung kesepakatan dengan pihak bandara.

"Jadi nanti UKM mana yang mau, karena ada (tempat) yang berbayar dan yang tidak, mana yang mau untuk mempromosikan produk produknya di situ, kemudian kalau yang berbayar kami akan dorong kepada UKM agar gigih," katanya.

Dia mengatakan, apalagi saat ini yang masih musim pandemi virus corona atau COVID-19, aktivitas bandara masih sepi, sehingga memang UKM yang bersedia mempromosikan produk kerajinan harus benar-benar teguh dalam berupaya.

"Dan ketika bandara masih sepi tetapi ada peluang di sana harus mau, dan tentu UKM yang bisa yang sudah mapan, kita banyak UKM, cuma kami perlu milih dan milih, jangan sampai nanti ketika sudah di sana, malah bosan," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, kata dia, pihaknya juga sudah melakukan pendataan terhadap para pelaku UKM di Bantul dan kemudian mengakurasi pelaku usaha yang mau, juga produk mereka memiliki pangsa pasar yang lebih luas.

"Sudah pendataan, terakhir itu kira-kira sekitar 56 ribuan UKM dari data statistik kami sekitar 121 ribuan sudah termasuk pedagang, jadi kalau yang produksi itu kira-kira sekitar 50 ribu sampai 56 ribu UKM," katanya.