Yogyakarta (ANTARA) - PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Yogyakarta (RFB Jogja) mencatat penambahan nasabah baru sebanyak 323 nasabah pada tahun 2020, naik 56,80 persen dari tahun sebelumnya.
"Penambahan nasabah baru itu merupakan dampak positif dari lonjakan harga emas," kata Pimpinan Cabang RFB Jogja Dewi Diana Ningrum di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, tahun 2020 menyisakan masa pandemi yang masih belum berakhir hingga kini. Perjalanan tren investasi sepanjang tahun lalu diwarnai mencuatnya harga emas.
Harga emas menyentuh level tertinggi selama 10 tahun terakhir yaitu 2.072 dolar AS/toz pada Agustus 2020 atau setara dengan Rp1 juta lebih/gram.
"Penguatan harga emas ini diiringi dengan minat investasi di salah satu produk perdagangan berjangka yaitu Locogold," katanya.
Dewi mengatakan bahwa hasil kinerja sepanjang tahun 2020 menggambarkan peralihan instrumen investasi masyarakat yang mulai melek perdagangan berjangka untuk menempatkan dana mereka di produk-produk yang profitable. Salah satunya adalah emas atau locogold.
"Kami optimistis dengan kondisi pada tahun 2021, di mana situasi pandemi yang masih menunggu kepastian berakhir dan langkah The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan akan memberikan efek baru terhadap produk di perdagangan berjangka," katanya.
Di antaranya indeks Hang Seng dan beberapa mata uang seperti Yen dan Euro akan mengalami penguatan sehingga baik untuk dikoleksi sebagai portofolio investasi di perdagangan berjangka.
RFB Jogja menargetkan pada tahun 2021, total volume transaksi akan menembus 170 ribu lot sementara jumlah nasabah baru sebanyak 700 nasabah.
Menurut dia, produk emas masih menjadi andalan karena pergerakan harga emas yang paling stabil dan mudah diprediksi untum tren pergerakannya.
"Dalam menggenjot jumlah tenaga pemasaran yang baru, RFB Jogja akan menjalin kerja sama dengan beberapa universitas, sekaligus mengenalkan profesi Wakil Pialang Berjangka di masyarakat," katanya.
Senada dengan Dewi, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang mengatakan instrumen investasi perdagangan berjangka merupakan salah satu jenis investasi yang mengalami pertumbuhan positif saat instrumen lainnya mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan pengetahuan dari masyarakat dan investor semakin tinggi, dan ditopang dengan semakin meningkatnya kegiatan sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh.
Selain itu juga ditopang dengan pengembangan teknologi informasi, dan inovasi-inovasi lainnya, serta penyesuaian terhadap regulasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi menjelaskan inisiasi yang dilakukan RFB Jogja untuk menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, khususnya dalam mengenalkan profesi Wakil Pialang Berjangka merupakan hal yang sangat baik.
Menurut dia, industri perdagangan berjangka komoditi di Indonesia sangat membuka kesempatan bagi generasi muda untuk masuk ke industri ini. Namun tentunya para mahasiswa perlu mengikuti berbagai pelatihan terkait industri ini.
"Terkait pelatihan ini, KBI melalui KBI educentre juga memiliki berbagai modul yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk mempelajari industri perdagangan berjangka komoditi," katanya.