Pemkab Bantul meluncurkan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional

id Ternak sapi

Pemkab Bantul meluncurkan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat peluncuran Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional (Sikomandan) di kandang Kelompok Ternak Sido Dadi Krajan, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul, Senin (5/4/2021) (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional atau Sikomandan guna meningkatkan populasi ternak di daerah untuk mendukung swasembada daging Indonesia 2026.

"Ini tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi sapi potong di Indonesia menuju swasembada daging tahun 2026. Insya Allah bisa terwujud," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPKP Bantul Joko Waluyo saat peluncuran Sikomandan di Kelompok Ternak Sido Dadi Krajan, Desa Poncosari Bantul, Senin.

Menurut dia, program peningkatan populasi ternak di Bantul sebenarnya telah dimulai sejak 2017 dengan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) hingga 2019, sedangkan 2020 berubah nama menjadi Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional Sikomandan.

Secara umum program Sikomandan upayanya sama seperti program peningkatan populasi ternak sebelumnya, dengan mengoptimalkan Inseminasi Buatan (IB) oleh petugas kesehatan hewan, dengan dibiayai dari pemerintah daerah.

"Jumlah petugas IB di Bantul sebanyak 32 orang yang bekerja selama 24 jam untuk memberikan pelayanan IB, untuk tahun 2020 telah dilaksanakan penyuntikan semen beku ke sapi kurang lebih 47.000 ekor, dari situ kita menghasilkan pedet (anak sapi) sekitar 30.000 ekor," kata Joko Waluyo.

Dia mengatakan, walaupun populasi pedet sapi di Bantul sekitar 67 ribuan, namun kenapa sapi bisa ada 30.000 kelahiran, karena petani di Bantul itu polanya hanya memelihara (ingu) pedet sampai enam bulan, sehingga pedet lahir umur empat sampai enam bulan dijual.

"Kita mempunyai jagal sapi sebanyak 34 orang yang tiap malam menyembelih  sapi dari luar Bantul, sesuai UU No 41 Tahun 2014 ada pelarangan pemotongan sapi betina produktif, sedang dari 67.000 populasi yang ada itu, sekitar 90 persen sapi betina produktif," katanya.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih  memberikan apresiasi sekaligus berharap program Sikomandan ini dapat mendongkrak produktivitas peternakan di Bantul dan bisa terus diingkatkan, munuju Indonesia swasembada daging pada 2026.

"Berbagai macam inovasi dan pengembangan di sektor pertanian ini harus kita lakukan demi mayoritas rakyat, rakyat Bantul yang menghuni di sektor pertanian ini haruslah menjadi prioritas sasaran pembangunan kita, baik pada tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024