Yogyakarta (ANTARA) - Program Gandeng Gendong yang sudah dijalankan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan terus berkembang dan kini masuk pada tahapan untuk mengatasi permasalahan yang muncul di tiap kelurahan dengan penyusunan masterplan berbasis kelurahan.
"Masterplan ini bukan sekadar profil wilayah, tetapi kelurahan harus mampu memetakan masalah yang harus segera diatasi dan pengembangan kawasan sesuai potensi yang dimiliki," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, program atau perencanaan pembangunan yang disusun kelurahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang rutin digulirkan tiap tahun belum mampu mengatasi secara tuntas permasalahan yang ada di kelurahan.
Kondisi tersebut, lanjut dia, disebabkan kelurahan tidak fokus pada suatu permasalahan yang ingin diselesaikan hingga kurangnya dukungan dari segi anggaran untuk menangani permasalahan karena tiap organisasi perangkat daerah memiliki program yang berbeda-beda.
Masterplan Gandeng Gendong akan disusun untuk masa 10 tahun dengan memasukkan peran seluruh unsur dalam program gandeng gendong yaitu pemerintah, kampus, corporate, komunitas, dan kampung. "Tentunya, sasaran kegiatan di tiap kelurahan akan berbeda-beda karena masalah yang dihadapi pun berbeda-beda," katanya.
Heroe berharap, penyusunan masterplan Gandeng Gendong tersebut juga akan menggerakan perekonomian di tiap kelurahan sehingga upaya pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan yang menjadi target pada saat program tersebut digulirkan tetap bisa diwujudkan.
"Jika masterplan tersebut sudah ada, maka akan menjadi pedoman dalam pembangunan di Yogyakarta termasuk pedoman program dan kegiatan dari tiap instansi yang ada di Yogyakarta," katanya.
Dengan demikian, Heroe berharap, permasalahan yang ada di tiap kelurahan bisa diselesaikan dengan tuntas dalam waktu cepat.
Pada tahap awal, kegiatan Gandeng Gendong lebih banyak dilakukan dengan membentuk kelompok kuliner di masyarakat yang memenuhi kebutuhan jamuan makan dan minum dalam berbagai acara yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta.
Hingga saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 220 kelompok kuliner di masyarakat yang masuk dalam program tersebut.
Sedangkan pada tahap dua dilakukan dengan penataan kawasan yang sudah dilakukan di tiga lokasi yaitu Karangwaru Riverside yang didukung dengan keberadaan kampung sayur dan kebun markisa.
Selain itu juga dilakukan pengembangan di Kelurahan Wirogunan dan Gedongkiwo.
"Ide awal penataan berbasis kawasan tersebut berasal dari warga di Bendung Lepen dengan melakukan penataan bantaran Sungai Winongo untuk kemudian dikembangkan sebagai tempat wisata," katanya.
Berita Lainnya
Pasar Kangen 2023 bertema "Gandeng-Gendong" digelar di Taman Budaya Yogyakarta
Rabu, 26 Juli 2023 23:58 Wib
Dinas Pariwisata gelar "Gunungkidul Tourism Fest" di Watu Gendong
Kamis, 22 September 2022 18:52 Wib
Sehari cicipi "catwalk" tanpa harus menggendong beban
Rabu, 20 April 2022 23:26 Wib
Bupati Sleman minta Menparekraf mempromosikan Sentra Jamu Gendong Gesikan
Sabtu, 15 Januari 2022 18:01 Wib
Ditemukan, jenazah ibu gendong bayi terkubur lahar Semeru
Minggu, 5 Desember 2021 15:09 Wib
BPD DIY menyalurkan CSR dukung program Gandeng Gendong Yogyakarta
Senin, 8 November 2021 17:18 Wib
Pemenuhan logistik warga Kota Yogyakarta isolasi melalui Gandeng Gendong
Senin, 15 Februari 2021 16:29 Wib
30 jamu gendong Yogyakarta terima sertifikasi dari BPOM
Rabu, 12 Agustus 2020 17:24 Wib