BPD DIY menyalurkan CSR dukung program Gandeng Gendong Yogyakarta

id CSR,BPD DIY,gandeng gendong,yogyakarta

BPD DIY menyalurkan CSR dukung program Gandeng Gendong Yogyakarta

BPD DIY menyerahkan CSR untuk mendukung program Gandeng-Gendong Kota Yogyakarta. CSR diterima secara simbolis oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin (8/11/21) (ANTARA/HO-Humas Pemkot Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - BPD DIY kembali menyalurkan bantuan dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) senilai Rp546 juta untuk mendukung pelaksanaan program Gandeng Gendong Kota Yogyakarta.

"Bantuan kali ini kami salurkan di tiga sektor yaitu kegiatan fisik, ekonomi, dan lingkungan untuk masyarakat di beberapa kelurahan," kata Direktur Umum BPD DIY Cahya Widi di sela penyerahan corporate social responsibility (CSR) di Yogyakarta, Senin.

Bantuan untuk sektor fisik diberikan kepada masyarakat di Kelurahan Pakuncen dan Giwangan, di sektor ekonomi untuk warga di Kelurahan Wirogunan, dan di sektor lingkungan untuk warga di Kelurahan Prawirodirjan. CSR disalurkan melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

Ia berharap, pemberian bantuan melalui skema CSR yang sudah dilakukan beberapa kali tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami sebagai institusi merasa ikut terpanggil untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta," katanya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan korporasi menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pelaksanaan program Gandeng Gendong, khususnya di sekitar lokasi korporasi mereka berada.

"Saya kira, setiap korporasi bisa memberikan kontribusi dalam mendukung program Gandeng Gendong dengan memberikan bantuan CSR. Tetapi yang tidak kalah penting adalah bisa menjaga komitmen mereka untuk selalu mendukung Gandeng Gendong," katanya.

Pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun, lanjut dia, memberikan dampak pada penurunan aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan.

"Tetapi kami tetap harus bersyukur karena penambahan angka kemiskinan tidak sebesar apa yang kami perkirakan sebelumnya dan pada 2021, ekonomi di Yogyakarta tumbuh cukup signifikan," katanya.

Pada 2020, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta bertambah menjadi 7,7 persen dari sebelumnya 6,84 persen.

"Sebelumnya, kami sempat membuat estimasi terburuk bahwa angka kemiskinan bisa meningkat menjadi 13-15 persen dan estimasi moderat di angka 7,37 persen," katanya.

Dengan penambahan angka kemiskinan tersebut, lanjut Heroe, dibutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak, termasuk dari program CSR korporasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak agar bisa kembali berdaya dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pemerintah Kota Yogyakarta menginisiasi program Gandeng Gendong pada 2018 karena adanya kesenjangan kesejahteraan yang cukup tinggi di masyarakat meskipun indeks pembangunan manusia di Kota Yogyakarta meraih nilai yang tinggi.

Dalam program tersebut, dilibatkan lima elemen utama, yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta, korporasi, komunitas, kampung, dan kampus.

"Pada awalnya, kami masuk dengan sasaran kelompok perempuan untuk diberdayakan dalam bentuk kelompok kuliner untuk memenuhi kebutuhan jamuan makan dan minum di berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah karena nilai anggaran makan dan minum di Pemkot Yogyakarta cukup besar," katanya.

Heroe mengklaim program tersebut berjalan baik bahkan ada kelompok kuliner yang bisa menerima omzet lebih dari Rp200 juta sebulan. Namun, pandemi menyebabkan penurunan pendapatan untuk kelompok kuliner tersebut terlebih karena banyak kegiatan yang ditunda.

"Yang dibutuhkan saat ini adalah memperluas pemasaran dari kelompok kuliner sehingga tidak hanya terbatas menerima order dari Pemerintah Kota Yogyakarta saja sehingga usahanya tetap berjalan," katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024