Penumpang KRL Yogyakarta-Solo naik saat libur awal pekan

id KRL Yogyakarta-Solo,penumpang,libur

Penumpang KRL Yogyakarta-Solo naik saat libur awal pekan

Ilustrasi - KRL Yogyakarta-Solo (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah penumpang KRL Yogyakarta-Solo mengalami kenaikan saat libur awal pekan bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, dan hingga pukul 12.00 WIB sudah ada kenaikan empat persen dibanding periode yang sama pada 31 Mei.

“Kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan terjadi di sejumlah stasiun seperti Solo Balapan, Tugu Yogyakarta dan Purwosari,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam rilis yang diterima di Yogyakarta, Selasa.

Berdasarkan data, jumlah penumpang yang memanfaatkan KRL Yogyakarta-Solo pada 1 Juni hingga pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 3.752 orang.

Penumpang di Stasiun Solo Balapan mengalami kenaikan tujuh persen dibanding 31 Mei, di Stasiun Tugu Yogyakarta naik 12 persen dan di Purwosari naik delapan persen.

Menurut Anne, karakteristik penumpang KRL Yogyakarta-Solo adalah wisatawan sehingga jumlah penumpang biasanya akan mengalami kenaikan saat akhir pekan dan saat hari libur jika dibanding jumlah penumpang pada hari kerja. Penumpang saat akhir pekan atau hari libur biasanya didominasi penumpang musiman yaitu rombongan kecil atau keluarga.

Bahkan, lanjut dia, pada akhir pekan sebelum memasuki bulan puasa dan Lebaran, volume penumpang tertinggi tercatat mencapai 12.000 orang per hari. “Sedangkan pada Minggu, 30 Mei jumlah penumpang tercatat sebanyak 9.228 orang,” katanya.

Untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang saat libur, KAI Commuter juga menyiapkan tambahan perjalanan KRL yaitu dua kali perjalanan untuk menambah jadwal reguler sebanyak 20 kali perjalanan pulang pergi.

Kereta tambahan tersebut dijalankan pada pukul 11.20 WIB dari Stasiun Solo Balapan dan pukul 18.30 WIB dari Stasiun Yogyakarta.

“Kami bahkan bisa menjalankan dua hingga empat perjalanan tambahan untuk KRL apabila jumlah penumpang memang mengalami kenaikan. Bahkan, kami pernah menjalankan hingga tujuh perjalanan tambahan,” katanya.

Terkait foto yang menggambarkan kepadatan di gerbong KRL Yogyakarta-Solo, Anne mengatakan, bahwa kondisi tersebut dimungkinkan hanya terjadi pada gerbong tertentu saja, padahal kondisi gerbong lain masih cukup kondusif atau lengang.

“Harapannya, operasional kereta tambahan bisa memecah kepadatan di tiap gerbong dan pengguna pun diminta untuk menerapkan protokol kesehatan. Jika sudah terisi sesuai kuota, maka lebih baik dihindari,” katanya.

Informasi kepadatan di setiap stasiun pun saat ini sudah bisa dipantau secara real time melalui aplikasi KRL Access.

Ia pun meminta penumpang untuk mematuhi aturan antrean dan penyekatan yang dilakukan petugas di tiap stasiun untuk memastikan pengguna dapat naik KRL sesuai dengan kuota yang sudah ditetapkan sehingga protokol kesehatan di gerbong bisa dipenuhi.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024