Kolombo (ANTARA) - Beberapa jam setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada Rabu, ratusan orang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
"Ranil pulang!" teriak para pengunjuk rasa sebelum menyerbu kantor perdana menteri.
Polisi berkali-kali menembakkan gas air mata.
Wickremesinghe, yang bertindak sebagai presiden selama Rajapaksa tidak ada, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa dia sedang dalam proses untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.
Para pengunjuk rasa melihatnya sebagai sekutu Rajapaksa dan ingin dia mundur.
"Kami ingin Ranil mundur," kata S Shashidharan (30), yang mengatakan dia ditembak dengan gas air mata di luar kantor perdana menteri sehari sebelumnya.
"Tangkap semua orang yang membantu Gota (presiden) melarikan diri. Kami ingin uang yang dicuri dari kami kembali."
Kantor perdana menteri adalah bangunan era kolonial bercat putih, dengan tangga kayu berornamen yang menghubungkan dua lantainya dan halaman rumput di luarnya.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi "down" ketika gol timnas U-23 Indonesia dianulir wasit, beber Menteri PUPR
Selasa, 30 April 2024 7:01 Wib
Presiden Jokowi bersama menteri-relawan nobar timnas U-23 Indonesia kontra Uzbekistan
Senin, 29 April 2024 20:04 Wib
PM Singapura mengakui kepemimpinan Presiden Jokowi bagi Indonesia dan kawasan
Senin, 29 April 2024 13:48 Wib
Presiden Jokowi: 29 perusahaan Singapura antusias berinvestasi di IKN
Senin, 29 April 2024 13:39 Wib
Ketum NasDem: Belum ada tawaran kursi menteri
Sabtu, 27 April 2024 11:00 Wib
Mossad, Israel, diminta serang pemimpin Hamas
Sabtu, 27 April 2024 6:23 Wib
Indonesia bantu Tunisia modifikasi cuaca
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
Menteri ATR meminta taruna STPN kuasai teknologi khususnya pertanahan
Kamis, 25 April 2024 19:47 Wib