Kolombo (ANTARA) - Beberapa jam setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada Rabu, ratusan orang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
"Ranil pulang!" teriak para pengunjuk rasa sebelum menyerbu kantor perdana menteri.
Polisi berkali-kali menembakkan gas air mata.
Wickremesinghe, yang bertindak sebagai presiden selama Rajapaksa tidak ada, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa dia sedang dalam proses untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.
Para pengunjuk rasa melihatnya sebagai sekutu Rajapaksa dan ingin dia mundur.
"Kami ingin Ranil mundur," kata S Shashidharan (30), yang mengatakan dia ditembak dengan gas air mata di luar kantor perdana menteri sehari sebelumnya.
"Tangkap semua orang yang membantu Gota (presiden) melarikan diri. Kami ingin uang yang dicuri dari kami kembali."
Kantor perdana menteri adalah bangunan era kolonial bercat putih, dengan tangga kayu berornamen yang menghubungkan dua lantainya dan halaman rumput di luarnya.
Berita Lainnya
Kejagung nilai Menteri Perdagangan lain tidak terkait kasus Tom Lembong
Selasa, 19 November 2024 15:33 Wib
Menteri LH apresiasi keseriusan Sleman tangani sampah
Senin, 18 November 2024 19:22 Wib
Menteri LH minta penjelasan Pemkot Yogyakarta soal pengelolaan sampah
Senin, 18 November 2024 17:46 Wib
Menteri Lingkungan Hidup mengunjungi TPA Sampah di Piyungan Bantul
Senin, 18 November 2024 15:46 Wib
Tom Lembong tidak pernah ditegur Jokowi saat jabat Menteri Perdagangan
Senin, 18 November 2024 13:39 Wib
Menteri Nusron-Menteri Transmigrasi sepakat manfaatkan tanah telantar 564.957 hektare
Jumat, 15 November 2024 9:12 Wib
Sebanyak 59 menteri dan wakil menteri sudah lapor LHKPN
Jumat, 15 November 2024 5:53 Wib
Kunjungi Kantor Kementerian ATR/BPN, Menteri Nusron tekankan penataan SDM yang adil
Selasa, 12 November 2024 11:50 Wib