Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Priyo Santoso mendesak Dinas Kelautan dan Perikanan setempat memanfaatkan potensi ikan di laut selatan untuk diekspor sehingga mendongkrak pendapatan nelayan.
Priyo Santoso di Kulon Progo, Jumat, mengatakan saat ini, di Bandara Internasional Yogyakarta telah dibuka penerbangan internasional ke Malaysia dan Singapura, sehingga bisa menjadi peluang untuk mendorong tumbuhnya industri perikanan di DIY, khususnya di Kulon Progo.
"Saat ini, ekspor perikanan melalui Jakarta dan Surabaya, tapi dengan adanya penerbangan internasional di Bandara YIA, maka ekspor bisa langsung. Untuk itu, kami mendorong DKP mulai mendampingi nelayan mengoptimalkan hasil tangkapan ikan untuk ekspor," kata Priyo.
Baca juga: DKP DIY berharap pemuda tak gengsi jadi nelayan
Ia juga meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) meningkatkan kualitas sumber daya manusia nelayan Kulon Progo supaya lebih profesional. Nelayan diberikan pelatihan mengoperasikan kapal-kapal besar di atas lima grosston (GT) dan navigasi. Kalau perlu memanfaatkan drone untuk menangkap ikan, sehingga tidak perlu melaut, tinggal mengoperasikan drone dari darat
"Saat ini nelayan harus mampu bertransformasi dan modern, sehingga perlu ada pelatihan SDM nelayan," katanya.
Politisi PAN dari Daerah Pemilihan Galur dan Lendah ini juga berharap ada modernisasi alat tangkap ikan.
"Anggaran pemerintah kabupaten memang terbatas, kami berharap DKP mengakses dana alokasi umum (DAU) maupun dana alokasi khusus (DAK)," katanya..
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan TPI Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Wakhid Purwosubiyantara mengatakan potensi perikanan tangkap pantai selatan sangat bagus, namun belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan sumber daya manusia nelayan yang andal dan profesional di bidang ini
Ia mengatakan nelayan kulon Progo sebagian besar merupakan nelayan sambilan yang bergantung juga di usaha pertanian hortikultura mulai dari cabai, semangka, melon dan sayuran.
'Sehingga usaha penangkapan belum menjadi pokok penghasilan," katanya.
Wakhid mengatakan hasil tangkapan ikan oleh nelayan juga tergantung dari musim. Di musim tertentu terdapat hasil tangkapan ikan yang memiliki nilai ekspor. Seperti layur, bawal putih dan lobster. Hasil tangkapan ikan tergantung dengan musim yang ada.
Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas SDM bagi nelayan berupa peningkatan ilmu keterampilan dalam penangkapan ikan, navigasi, permesinan, dan pranoto mongso.
Selain itu, permasalahan yang dihadapi terutama tentang perlindungan nelayan saat melaut. Sedangkan nelayan jenis usaha dengan risiko tinggi. Asuransi Nelayan subsidi dari pemerintah sudah tidak ada lagi.
"Program ke depan, kami akan melakukan peningkatan motivasi menangkap ikan. Salah satunya dengan mengajukan asuransi dari pemerintah daerah dan pusat. Kami juga akan meningkatkan sarana dan prasarana penangkapan dan pelelangan ikan," kata Wakhid.
Baca juga: DKP DIY: Produksi ikan tangkap di DIY meningkat
Baca juga: Legislator minta DKP Kulon Progo meningkatkan SDM nelayan
Berita Lainnya
BRIN mengenalkan teknologi tangga ikan di WWF ke-10 Bali0
Selasa, 7 Mei 2024 5:22 Wib
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
Produksi ikan konsumsi di Sleman capai 55.045 ton
Selasa, 23 April 2024 15:12 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib
DKP Gunungkidul pantau titik pendaratan ikan guna memastikan stok ikan
Senin, 1 April 2024 20:28 Wib
Ingin tetap sehat-bugar, simak kiat milih makanan berbuka dan sahur
Senin, 25 Maret 2024 10:29 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib