Kulon Progo (ANTARA) - Pengamat politik dan juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai dilantik nya Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa tentu menjadi angin segar sekaligus momentum untuk mewujudkan sebagai negara poros maritim dunia.
Arif Nurul Imam di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, mengatakan salah satu visi besar Presiden Joko Widodo adalah mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Visi tersebut tentu sesuai dengan konteks Indonesia di mana lebih dari lima puluh persen wilayahnya berupa lautan.
"Panglima Yudo merupakan prajurit TNI yang berasal dari matra Angkatan Laut sehingga sangat memahami seluk-beluk maritim beserta kerumitannya. Panglima Yudo kami nilai mampu mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia," ujar Arif.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia ini, mesti lekas sadar diri dalam memberdayakan kekuatan maritim sebagai sumber daya strategis selain sebagai alat menaikkan nilai-nilai tawar politik dalam geostrategi international.
Publik tentu memiliki optimisme bahwa ke depan potensi negara maritim mampu dikelola dan diberdayakan secara berkelanjutan serta berdaya saing.
"Apalagi dukungan politik dari Presiden Jokowi selaku pemegang kebijakan tertinggi mencanangkan sebagai visi sejak pertama kali dilantik makin mempertebal optimisme," ucapnya.
Arif Nurul Imam mengatakan saat dirinya berbincang dengan Kepala Dinas Penerangan (Kadispenal) Markas Besar Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono menjelaskan terkait aneka potensi bangsa Indonesia sebagai negara maritim. Laki-laki kelahiran Malang tersebut menyampaikan antara lain, jika negara mau disegani maka pertahanan di laut mesti diperkuat.
Apalagi, kata Arif, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lautan yang lebih lebar daripada daratan.
Ambil contoh di sisi ekonomi, transportasi barang RI berbiaya mahal lantaran masih dominan menggunakan moda transportasi darat. Semestinya dengan negara kepulauan, moda transportasi laut mesti diperkuat dan dimasifkan yang bisa memotong biaya angkutan sehingga biaya produksi makin murah.
"Dengan demikian, barang dan produk masyarakat memiliki daya saing dalam pasaran domestik maupun internasional," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Arif, ada tantangan yang harus dilihat sebagai basis untuk melangkah. Sebab mewujudkan visi tersebut tak semudah bak membalikkan telapak tangan.
Jabatan panglima TNI yang hanya sebelas bulan. Bulan November 2023, Laksamana Yudo akan pensiun yang praktis akan berhenti menjabat panglima TNI. Artinya, tidak ada waktu lama untuk meletakkan pondasi terkait potensi negara maritim sehingga harus bergegas.
Kendati demikian, dengan pendeknya waktu tersebut bukan berarti tidak ada kesempatan membangun pondasi dan membuat tahapan-tahapan menuju negara poros maritim dunia. Laksamana Yudo disertai dukungan Presiden tentu bisa meletakkan dasar-dasar menuju visi besar tersebut.
"Sebagai masyarakat kita berharap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono selain dapat memperkuat TNI sebagai benteng pertahanan negara, juga bisa menjadi tokoh yang mampu mengakselerasi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disegani dunia serta menjadi poros maritim dunia," tuturnya.
Berita Lainnya
Banggar DPRD Kulon Progo mendorong pemkab inovatif turunkan kemiskinan
Sabtu, 27 April 2024 11:51 Wib
KPU Kulon Progo menyiapkan alat bukti menghadapi gugatan di MK
Jumat, 26 April 2024 23:43 Wib
KPU Kulon Progo mengintensifkan sosialisasi pilkada tingkatkan partisipasi
Jumat, 26 April 2024 19:51 Wib
Ketua PDIP Kulon Progo resmi daftar calon bupati melalui PDIP DIY
Kamis, 25 April 2024 21:45 Wib
Ketua Ormas PGN mengambil formulir pendaftaran cabup di PDIP Kulon Progo
Kamis, 25 April 2024 19:48 Wib
Anggota DPRD Kulon Progo meminta tingkatkan anggaran sektor pertanian
Kamis, 25 April 2024 11:37 Wib
Bawaslu Kulon Progo membentuk pengawas ad hoc Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 21:11 Wib
Pemkab Kulon Progo membangun komitmen publik percepat penurunan stunting
Rabu, 24 April 2024 17:08 Wib