Disnakertrans Kulon Progo menyiapkan tujuh paket pelatihan kerja

id Barista ,Pelatihan kerja ,Kulon Progo ,Disnakertrans Kulon Progo

Disnakertrans Kulon Progo menyiapkan tujuh paket pelatihan kerja

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Nurwahyudi. ANTARA/Sutarmi

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan tujuh paket pelatihan kerja berbasis kompetisi untuk 122 calon pekerja pada 2023.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Nurwahyudi di Kulon Progo, Jumat, mengatakan pelatihan kerja akan dipusatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo.

Adapun paket pelatihan kerja yang akan diberikan, yakni pembuatan kue, barista, desain grafis, las dan boga.

"Program pelatihan kerja ini anggarannya dari APBD kabupaten," kata Nurwahyudi.

Dia mengatakan Disnakertrans Kulon Progo juga menggandeng dua lembaga pelatihan kerja (LKP) swasta.

Kemudian, program untuk meningkatkan daya saing kerja menempatkan uji kompetensi dan pemagangan supaya calon tenaga kerja linear dengan pekerjaan.

"Nanti ada beberapa yang akan kami magangkan di perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Sehingga setelah magang langsung ditempatkan di perusahaan tersebut," katanya.

Nurwahyudi mengatakan pada 2023 ini, ada anggaran APBN untuk pelatihan kerja sebanyak 15 paket. Pelatihan kerja masih seputar desain grafis, perawatan pendingin, servis motor injeksi, hingga juru gambar arsitektur.

"Program kerja ini banyak dicari perusahaan. Selain itu, peserta pelatihan kerja yang mengikuti langsung mendapat pekerjaan," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono mengatakan saat ini, di Kulon Progo tumbuh kedai kopi yang cukup banyak.

"Kami mendorong pelatihan barista. Kami berharap mereka menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Ke depan, usaha kedai kopi ini sangat menjanjikan," kata Ponimin.

Ia mengatakan saat ini, banyak lulusan SMK dan SMA membutuhkan lapangan pekerjaan. Dengan pelatihan barista ini, mereka membuka usaha sendiri.

"Kami juga berharap setelah mereka mendapatkan pelatihan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mendapatkan bantuan alat dan prasarana lainnya untuk berjualan kopi dan minuman lainnya," katanya.