Sleman belum lakukan pembatasan mobilitas hewan ternak terkait LSD

id DP3 Kabupaten Sleman ,Ternak terserang LSD ,Mobilitas ternak ,Kabupaten Sleman ,Sleman

Sleman belum lakukan pembatasan mobilitas hewan ternak terkait LSD

Ternak sapi di Sleman terserang penyakit LSD. ANTARA/HO-Dinas Pertanian Sleman

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta masih belum membuat kebijakan untuk pembatasan mobilitas ternak maupun penutupan pasar terkait tingginya kasus penularan penyakit "Lumpy Skin Disease" (LSD) di wilayah itu.

"Sampai saat ini belum dilakukan pembatasan mobilitas ternak yang masuk maupun keluar Sleman. Penutupan pasar hewan juga belum dilakukan," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Senin.

Menurut dia, langkah antisipasi yang dilakukan untuk menekan dan mencegah penularan LSD dilakukan dengan memperketat pengawasan di pasar hewan yang ada di Sleman.

Baca juga: Pemkab Sleman memberikan fasilitas obat penyakit ternak LSD gratis

"Selain itu kami juga gencar melakukan sosialisasi kepada para peternak melalui kelompok ternak agar selalu menjaga kebersihan kandang guna mencegah penularan LSD," katanya.

Ia mengatakan, Pemkab Sleman juga melakukan antisipasi dengan memberikan fasilitas obat gratis untuk ternak yang terserang penyakit LSD.

"Selain obat, kami juga mengusahakan adanya vaksin LSD melalui bantuan dari Kementrian Pertanian. Kami sudah mengajukan 3.000 dosis vaksin LSD dan kemungkinan ditambah lagi pengajuannya. Kalau sampai hari ini yang diberikan baru sekitar 1.300 dosis," katanya.

Suparmono mengatakan, hingga pekan kemarin, jumlah yang ternak yang sudah mendapatkan vaksinasi mencapai 1.657 ekor sapi.

"Kami terus melakukan komunikasi dengan pusat untuk bisa mendapatkan vaksin tambahan, karena hewan rentan LSD di Sleman juga banyak," katanya.

Sebelumnya DP3 Kabupaten Sleman mencatat hingga Jumat (10/3) ada sebanyak 1.088 kasus ternak terserang LSD yang tersebar di seluruh kapanewon (kecamatan) di Sleman.

Kapanewon dengan kasus LSD kondisi sakit terbanyak ada di Kapanewon Sleman yakni 161 kasus. Kemudian Kapanewon Moyudan dan Minggir menjadi terbanyak kedua dan ketiga masing-masing 145 kasus dan 132 kasus.

Selanjutnya Kapanewon Seyegan dan Mlati masing-masing 112 kasus dan 96 kasus, Kapanewon Ngaglik 48 kasus, Godean dan Gamping di angka yang sama 44 kasus.

Kasus lain terdapat di Kapanewon Tempel sebanyak 55 kasus, Kalasan 52 kasus, Berbah 35 kasus, Cangkringan 34 kasus, Pakem 30 kasus, Turi 10 kasus dan Depok dengan delapan kasus.

"Dari total jumlah kasus tersebut, sebanyak 23 kasus sudah dinyatakan sembuh, 10 kasus mati dan sembilan kasus dipotong paksa," katanya.

Baca juga: DPKH Gunungkidul mengimbau peternak jaga kebersihan kandang antisipasi LSD
Baca juga: Antisipasi LSD, Dinas Peternakan Gunungkidul intensifkan pemantauan lalu lintas ternak
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024