Peternak di Gunungkidul diimbau menjaga kebersihan kandang antisipasi LSD

id LSD,Gunungkidul

Peternak di Gunungkidul diimbau menjaga kebersihan kandang antisipasi LSD

Petugas melakukan pemeriksaan hewan ternak di pasar-pasar hewan di Gunungkidul mengantisipasi penyebaran LSD. (ANTARA/HO-Instagram dpkh_gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau peternak di wilayah ini menjaga kebersihan kandang hewan ternak dan lingkungan mengantisipasi meluasnya penyebaran lumpy skin disease.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawanti Wulandari di Gunungkidul, Kamis, mengatakan grafik kenaikan lumpy skin disease (LSD) cukup signifikan.

Kasus LSD pertama muncul pertengahan Januari 2023, hingga sekarang tercatat 680 kasus dan saat ini, kasusnya kembali meningkat.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan kandang," kata Wibawanti.

Ia juga mengimbau masyarakat yang mendapati hewan ternak dengan gejala LSD segera melapor kepada petugas supaya dapat ditangani.

"Kasus LSD ini bisa disembuhkan bila ditangani dengan cepat. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat segera melapor bila ternaknya ada gejala LSD," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan penyebaran penyakit lumpy skin disease (LSD) di Gunungkidul belum terkendali. Secara kumulatif, sebanyak 680 sapi terjangkit, kasus aktif 676 kasus, dan empat diantaranya mati.

Ia mengatakan peta sebaran LSD di Gunungkidul hampir merata di semua wilayah kapanewon/kecamatan.

Wilayah dengan jumlah terbanyak kasus LSD, yakni Kapanewon Ngawen 220 kasus, disusul Gedangsari 174 kasus, dan Nglipar 81 kasus.

Disusul Kapanewon Karangmojo 66, satu diantaranya mati. Semin 37, Ponjong 23, Purwosari, 14, Wonosari 13 kasus aktif, mati satu. Semanu 13, satu mati,Rongkop 10, Patuk tujuh kasus aktif, Panggang 6, Girisubo lima, Saptosari empat, Playen dua kasus aktif, Tanjungsari satu kasus aktif, sementara Kapanewon Paliyan nol kasus.

"Secara kumulatif per 3 Mei 2023, sebanyak 680 sapi terjangkit LSD, kasus aktif 676 dan mati empat kasus," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini ada empat sapi yang dilaporkan mati karena LSD. Pihaknya terus melakukan pendataan terkait penyebaran LSD. Termasuk memperketat pengawasan agar penyebarannya bisa dikendalikan.

"Untuk ketersediaan obat untuk sapi terjangkit LSD aman. Akan tetapi untuk vaksin hingga sekarang belum mendapat kiriman dari pusat," katanya.