DKP Kulon Progo mendampingi pembudidaya lobster bentuk sentra lobster

id Lobster,Kulon Progo,DKP Kulon Progo

DKP Kulon Progo mendampingi pembudidaya lobster bentuk sentra lobster

Usaha rintisan sentra lobster di Pedukuhan IX Sorogaten, Kalurahan/Desa Karangsewu, Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/HO-Dokumen DKP Kulon Progo)

Kulon Progo (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendampingi pembudidaya lobster di Pedukuhan IX Sorogaten, Kalurahan/Desa Karangsewu membentuk kawasan atau sentra budi daya lobster sehingga bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Kepala Bidang Pembudidayaan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo Suryadi di Kulon Progo, Senin, mengatakan bahwa  langkah DKP Kulon Progo mendampingi pembudi daya lobster dilakukan dalam program Gerbang Segoro pada tahap "Cecikal" atau penumbuhan kelompok pembudidaya lobster.

DKP Kulon Progo mengumpulkan pemuda-pemuda sekitar untuk dibina jadi kelompok baru, sehingga kapasitas usaha bisa dibesarkan karena ada tambahan sumber daya manusia (SDM) dan lahan budi daya.

"Kami mendampingi mereka untuk melakukan register, sehingga setelah teregister kami bisa alokasikan hibah bantuan sosial untuk pengembangannya," katanya.

Ia mengatakan pada awalnya seorang pemuda Pedukuhan IX Sorogaten, Kalurahan/Desa Karangsewu, Sunardi merintis budi daya lobster yang produksinya memuaskan, dan permintaan tinggi.

Karena itu, pada monitoring dan evaluasi pada 22 Agustus, petugas mengarahkan Sunardi dan pemuda di Pedukuhan IX Sorogaten, Kalurahan/Desa Karangsewu, membentuk kelompok khusus budi daya lobster.

Sunardi mengatakan usaha budi daya lobster cukup menguntungkan dan dapat menopang kebutuhan hidup sehari-hari. "Lobster konsumsi ukuran layak jual dengan berat rata-rata 75 - 100 gram per ekor dijual dengan harga Rp10.000," katanya.

Ia mengatakan dirinya memanfaatkan pekarangan untuk budi daya lobster. Budi daya lobster tidak membutuhkan tenaga banyak. Dalam satu siklus produksi mulai dari telur sampai dengan ukuran konsumsi membutuhkan waktu 8 sampai dengan 12 bulan.

Ia mengatakan hanya menggunakan kolam terpal, kolam plastik, dan kolam beton sederhana untuk membudidayakan lobster konsumsi.

Kolam ukuran 2 x 1 meter dapat dipergunakan untuk budi daya dengan menambahkan sarang/naungan berupa potongan paralon, genting, maupun sarang buatan dari rafia yang diikat menjadi seperti rumput.

"Lobster konsumsi dijual kepada konsumen langsung yang datang ke rumah. Kami juga melayani layanan antar ke pedagang yang lebih besar di Yogyakarta," katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Trenggono mengatakan budi daya perikanan merupakan sektor ekonomi dengan peluang usaha yang masih sangat terbuka lebar di Kabupaten Kulon Progo.

Menurut dia, pasar tradisional, pasar modern, bahkan perhotelan dan restoran kelas menengah ke atas membutuhkan pasokan ikan dengan segala jenisnya yang variatif.

Salah satu peluang usaha yang masih  terbuka lebar adalah budidaya lobster air tawar konsumsi. Tata kelola budi daya yang sederhana, tahan penyakit, mudah berkembang biak, dan persaingan rendah menjadikan budidaya lobster air tawar untuk konsumsi menjadi cukup strategis.

Trenggono mengapresiasi usaha budi daya lobster yang dilakukan Sunardi di Pedukuhan IX Sorogaten, Kalurahan/Desa Karangsewu. Ia berharap budi daya lobster bisa berkembang di wilayah lain, dan masyarakat bisa ikut budi daya sehingga meningkatkan pendapatan keluarga.