Jakarta (ANTARA) - Rusia secara sengaja menculik anak-anak Ukraina dengan dalih untuk menyelamatkan mereka dari perang, tetapi justru mencuci otak anak-anak itu, kata Jurnalis Al Jazeera Stephanie Vaessen.
Vaessen, yang pernah meliput perang Rusia di Ukraina, menyebut saat ini masih ada ratusan anak-anak Ukraina yang ditahan di Rusia.
“Namun, beberapa dari mereka telah kembali ke Ukraina, berhasil kembali ke keluarga mereka, dan mereka jelas-jelas sepenuhnya telah dicuci otaknya,” ungkap Vaessen dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh FPCI di Jakarta, Senin.
“Jadi mereka (anak-anak Ukraina) berada di pihak Rusia, dan mereka dipaksa untuk menjalani semacam pendidikan selama di Rusia,” sambung dia.
Pada Maret lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan kejahatan perang, terutama tindakan deportasi anak-anak dari Ukraina ke Rusia yang melanggar hukum.
Komisioner hak-hak anak Rusia, Maria Lvova-Belova, juga menjadi target ICC karena bertanggung jawab atas kejahatan yang sama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jurnalis Al Jazeera sebut Rusia cuci otak anak-anak Ukraina
Berita Lainnya
Pemerintah diminta blokir gim daring mengandung kekerasan
Sabtu, 27 April 2024 16:03 Wib
ChildFund International di Indonesia wujudkan anak-anak mendapatkan hak
Jumat, 26 April 2024 23:42 Wib
Hati-hati, sikap cuek salah satu tanda autisme anak
Jumat, 26 April 2024 14:20 Wib
Anak berusia 7 tahun korban pertunangan, BKKBN dampingi
Jumat, 26 April 2024 9:27 Wib
Waspadai multimorbiditas jika rinitis alergi tak kunjung sembuh
Jumat, 26 April 2024 5:52 Wib
"Monster" hadir di Netflix, kisahkan situasi sulit anak
Jumat, 26 April 2024 3:25 Wib
Satuan pendidikan Indonesia diminta perhatikan siswa kondisi khusus
Jumat, 26 April 2024 3:13 Wib
Dispora Gunungkidul melatih 50 anak muda jadi barista
Kamis, 25 April 2024 14:41 Wib