Pemkab Kulon Progo diminta membuat terobosan sumber air pertanian

id Kulon Progo,Sumber air pertanian

Pemkab Kulon Progo diminta membuat terobosan sumber air pertanian

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Yuliyantoro. ANTARA/Sutarmi

Kulon Progo (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Yuliyantoro meminta pemerintah setempat membuat terobosan mencari sumber air pertanian dan perkebunan di wilayah utara untuk mencukupi kebutuhan air bagi petani.

Yuliyantoro, di Kulon Progo, DIY,Jumat, mengatakan 40 persen produk domestik regional bruto Kulon Progo dari sektor pertanian perkebunan dan perikanan.

Selain itu, angka kemiskinan di Kulon Progo pada Maret 2023 sebesar 15,64 persen, yang didominasi oleh petani.

"Untuk itu, pemkab harus lebih memperhatikan faktor-faktor produksi pertanian daripada harga jual hasil pertanian. Salah satunya, membuat terobosan potensi sumber air," katanya.

Ia mengatakan terobosan potensi sumber mata air, seperti membuat embung kecil maupun besar dan cekungan-cekungan air guna pemenuhan kebutuhan air baku, irigasi dan penanggulangan banjir di wilayah selatan.

Penambahan debit Kalibawang sistem dari Sungai Tinalah dan pemanfaatan kembali irigasi pertanian di Nanggulan yang kajiannya sudah dilaksanakan pada 2018.

"Selain itu, normalisasi Sungai Papah harus dilakukan karena selama ini menjadi kendala pengairan pada musim tanam," katanya.

Selanjutnya, kata Yuliantoro, Pemkab Kulon Progo juga perlu memperhatikan faktor-faktor produksi di antaranya pengadaan pupuk, benih/bibit, penyuluhan, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).

Efisiensi faktor produksi di antaranya penggunaan listrik untuk pertanian, terutama hortikultura dan modal kerja.

Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian tersebut, lanjutnya, maka pemerintah daerah agar melakukan hal-hal, seperti menjamin ketersediaan pupuk bagi petani, dengan cara menambah kuota alokasi pupuk dari APBN bagi petani Kulon Progo, melakukan pengawasan ketat distribusi pupuk, dan melakukan penertiban administrasi/kartu tani agar mudah diakses oleh petani.

"Kami juga minta pemkab menyediakan bibit-bibit/benih varietas unggul baik di pertanian, perkebunan maupun perikanan, misalnya bibit durian Bawor dan Musangking yang telah terbukti bisa meningkatkan penghasilan masyarakat," katanya.

Yuliyantoro juga mengatakan pemerintah harus mempermudah pemasangan jaringan listrik pertanian untuk memangkas biaya produksi.

Listrik pertanian sangat menunjang efisiensi biaya produksi pertanian dan bisa meningkatkan hasil pertanian.

Salah satu contoh pertanian di pantai selatan sangat potensial, akan tetapi PLN tidak bersedia memasang meter listrik di lahan yang status tanahnya tidak jelas/bukan milik pemkab.

"Untuk itu, DPRD mendorong pemkab agar membantu petani guna penyelesaian masalah tersebut," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo Hadi Priyanto mengatakan pada 2019, pihaknya melakukan kajian sumber mata air baru yang bisa dapat menambah debit saluran irigasi Kalibawang.

"Kami akan mencoba membuat kajian sumber air baku, seperti dari Tinalah (Samigaluh) hingga pembuatan embung baru di kawasan Bukit Menoreh," katanya.

Ia mengatakan pencarian dan pembangunan sumber mata air baru untuk pengairan sawah memang sangat mendesak.

"Hal ini mengingat kebutuhan air untuk irigasi semakin tinggi, sehingga DPUPKP mencari sumber air baku," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024