Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memastikan tekad NU untuk mengabdi kepada bangsa dan negara tidak akan pernah luntur.
"Hingga saat ini dan insyaallah untuk selama-lamanya, tekad NU tidak akan pernah luntur untuk terus mengabdi kepada bangsa yang kita cintai ini dan mengabdi kepada kemanusiaan sekuat-kuatnya," kata Gus Yahya saat Resepsi Puncak Hari Lahir (Harlah) ke-101 NU di Kampus Terpadu Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta, Rabu.
Gus Yahya menyebut bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi momentum yang sangat menentukan untuk masa depan. Meski banyak tantangan, dia menegaskan pada saat yang sama banyak modal keunggulan yang manakala digunakan secara strategis dengan sebaik-baiknya akan mampu mengatasi tantangan itu.
"Ini adalah momentum, saat-saat yang sangat krusial, sangat menentukan untuk masa depan Indonesia. Maka, NU juga tidak akan berpangku tangan, akan sungguh-sungguh berupaya ikut menyumbang kepada maslahat bangsa dan negara yang kita cintai," kata dia.
Baca juga: Jokowi kaget lihat ragam ilmu diajarkan di UNU
Gus Yahya menuturkan saat organisasi NU diresmikan atau tepatnya 101 tahun lalu, pendiri NU Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari dalam pidatonya menyampaikan pesan bahwa yang paling penting dalam masyarakat adalah persatuan dalam persaudaraan.
"Masyarakat yang bersatu dalam persaudaraan akan tumbuh menjadi masyarakat yang kuat," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu juga mengingatkan kembali mengenai penerapan trilogi persaudaraan sebagai dasar atau kerangka keagamaan.
Trilogi yang dicetuskan Rais Syuriah PBNU hasil Muktamar ke-27 NU KH Achmad Siddiq ialah persaudaraan sesama muslim (ukhuwwah Islamiyah), sesama bangsa (ukhuwwah wathaniyah), dan sesama manusia (ukhuwwah basyariyah).
Baca juga: Presiden Jokowi meresmikan Gedung Kampus UNU Yogyakarta pada Harlah NU
"Selama 101 tahun ini, persaudaraan, kebersamaan, perdamaian, toleransi, dan harmoni terus-menerus menjadi penanda yang paling kuat dari kehadiran NU," ujar Gus Yahya.
Rangkaian Peringatan Harlah ke-101 NU di Yogyakarta bertajuk "Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan Indonesia" dibuka dengan istigasah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Bantul, Minggu (28/1).
Kemudian, dilanjutkan dengan Halaqah Nasional tentang Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawir, Krapyak, Yogyakarta, Senin (29/1); Konferensi Besar NU di lokasi yang sama pada Selasa (30/1); dan resepsi puncak di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta pada Rabu (31/1).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gus Yahya: Tekad NU mengabdi bangsa tak akan pernah luntur
Berita Lainnya
PBNU ucapkan selamat bertugas, Prabowo-Gibran
Senin, 22 April 2024 20:38 Wib
PKB jangan banyak "bermanuver" atas hasil Pemilu 2024
Minggu, 31 Maret 2024 19:56 Wib
Warga bantu korban bencana di Jateng-Sumbar, pinta Ketum PBNU
Kamis, 21 Maret 2024 17:16 Wib
Politik Identitas haram dalam Al-Quran, beber Said Aqil Siradj
Minggu, 17 Maret 2024 7:06 Wib
PBNU: Tak bisa tiba-tiva, penghapusan sidang isbat
Minggu, 10 Maret 2024 5:03 Wib
Masyarakat jangan lengah dengan pergerakan kelompok radikal, pinta PBNU
Selasa, 27 Februari 2024 20:19 Wib
Semua pihak diminta sebarkan pesan damai usai pemilu, harap PBNU
Senin, 26 Februari 2024 20:27 Wib
Ketum PBNU resmikan perubahan ITSNU jadi UNU Pasuruan
Jumat, 9 Februari 2024 5:52 Wib