Ternate (ANTARA) - Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan menilai potensi budi daya lobster di Maluku Utara (Malut) dapat menurun, jika perubahan kebijakan terkait ekspor benih lobster diterapkan.
"Sesuai kajian, kalau stok benih lobster di dalam negeri yang sudah berstatus over exploited akan mengalami kelangkaan dikarenakan maraknya praktek eksploitasi penangkapan benih lobster secara besar-besaran di wilayah pengelolaan perikanan nasional, termasuk di Malut," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim dihubungi dari Ternate, Maluku Utara, Senin.
Di samping itu, kebijakan ini juga berdampak pada menurunnya potensi pendapatan budi daya lobster yang berfokus pada usaha pembenihan dan pembesaran di dalam negeri dan hal ini dipicu oleh adanya kelangkaan benih lobster.
Abdul Halim mengatakan, keran ekspor benih lobster dilonggarkan melalui perubahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Portunus spp) di Wilayah Negara Republik Indonesia.
Dirinya berharap, pemerintah melakukan koreksi atas kebijakan tata ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan perizinan usaha di dalamnya yang berorientasi pada perluasan kebun kelapa sawit dan industri pertambangan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan memberikan dampak negatif terhadap hajat hidup masyarakat pesisir lintas profesi.
Selain itu juga mengutamakan pengelolaan kawasan konservasi laut berbasis hukum adat dan kearifan tradisional yang telah berlangsung secara turun-temurun dan terbukti mampu menghadirkan kemakmuran bagi masyarakat pesisir di sekitarnya.
Abdul Halim mengusulkan sejumlah ikhtiar perbaikan bangsa dengan mendahulukan pendekatan saintifik di dalam pengelolaan perikanan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) melalui pembaruan data stok ikan dan jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan secara berkala sehingga pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan berkeadilan dapat dihadirkan.
Kemudian melakukan penguatan kapasitas pengawasan dan penegakan hukum di laut, khususnya di sejumlah perairan yang kaya sumber daya ikan, seperti perairan Provinsi Maluku Utara yang menjadi bagian dari WPP-NRI 715 dan berbatasan langsung dengan Filipina.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Revisi kebijakan ekspor dinilai berpotensi turunkan budi daya lobster
Berita Lainnya
DKP Kulon Progo beri ruang kepada nelayan tangkap benih bening lobster
Jumat, 12 Juli 2024 13:18 Wib
DKP Kulon Progo mengamankan dua nelayan Cilacap tangkap benih lobster
Selasa, 9 Juli 2024 15:22 Wib
DKP DIY mengimbau pengusaha perikanan urus izin penangkapan lobster
Kamis, 4 Juli 2024 17:22 Wib
Polres Kulon Progo ungkap penyelundupan benih lobster senilai Rp1,6 miliar
Selasa, 2 Juli 2024 13:56 Wib
DKP Kulon Progo melaksanakan sambang nelayan tentang penangkapan lobster
Rabu, 26 Juni 2024 17:18 Wib
DKP Kulon Progo memggalakkan 'sambang nelayan' cegah penyelundupan lobster
Minggu, 16 Juni 2024 21:18 Wib
Akibat penyelundupan ratusan juta benur, RI rugi besar
Rabu, 12 Juni 2024 18:24 Wib
TNI AL menggagalkan penyelundupan 24.000 benur lobster
Sabtu, 8 Juni 2024 6:05 Wib