Yogyakarta (ANTARA) - QNET, perusahaan penjualan langsung yang sudah berdiri lebih dari 25 tahun menunjukan konsistensi bisnisnya mengembangkan bisnis direct selling di Indonesia. Oleh karena itu, QNET tidak bisa lepas dari perkembangan bisnis yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai MLM atau Multi Level Marketing
Industri penjualan langsung tentu saja harus berpatokan kepada regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai regulator untuk menciptakan bisnis yang sehat, melindungi hak-hak konsumen dan tentunya untuk memajukan perekonomian masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, QNET dan AP2LI (Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia) ingin terus konsisten dalam memperkuat industri direct selling di Indonesia di tengah gencarnya bisnis ecommerce seiring semakin canggihnya teknologi.
Salah satu komitmennya ditunjukan dengan melakukan pertemuan dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim untuk menjelaskan tentang peluang dan komitmen untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan dan ekonomi Masyarakat melalui bisnis penjualan langsung.
"Kemendag mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan iklim usaha yang konsusif guna mendorong peningkatan investasi di sektor perdagangan. Salah satunya adalah Kemendag mengatur penyelanggaraan kegiatan usaha perdagangan yang menggunakan system penjualan langsung," kata General Manager QNET Indonesia Ganang Rindarko di kantor Kemendag beberapa hari lalu.
Menurut dia, Kemendag adalah pemegang kuasa yang memberikan ijin perusahan penjualan langsung untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia. Tanpa izin Kemendag, mustahil perusahaan itu bisa menjual produk-produknya melalui sistem MLM. QNET sudah hadir di Indonesia selama 25 tahun dan terus berkomitmen dalam memajukan industri penjualan langsung dengan mematuhi semua regulasi yang berlaku.
Ganang Rindarko menambahkan bahwa QNET sangat mendukung Kemendag dan AP2LI sebagai wadah perusahaan penjualan langsung untuk meningkatkan perkembangan bisnis direct selling baik dari segi produk maupun dari segi jumlah perusahaan.
"Semakin banyak yang terlibat, maka industri penjualan langsung akan dikenal sebagai industri yang menjanjikan untuk kemajuan ekonomi sekaligus menghapus pemahaman bahwa direct selling adalah bisnis yang kurang menjanjikan dan money game," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum AP2LI Andrew Susanto menyampaikan bahwa perkembangan direct selling di Indonesia cukup pesat tetapi masih apabila dibandingkan dengan negara tetangga, terutama Malasyia, Indonesia masih tertinggal.
Menurut dia, perlu upaya dari elemen pemerintah, asosiasi dan perusahaan untuk lebih menggencarkan bisnis direct selling yang sudah terbukti mampu mengegrakan roda ekonomi. Selain itu, perusahaan penjualan langsung harus responsif terhadap perkembangan teknologi karena tidak ada yang bisa membendung perkembanga teknologi.
"Yang bisa kita lakukan adalah secepat mungkin kita harus memanfaatkan teknologi itu. Siapa yang cepat beradaptasi dengan teknologi, dialah yang akan menjadi pemenang. Dan itu berlaku di bisnis penjualan langsung," ujarnya.
Berita Lainnya
QNET Expo Yogyakarta kenalkan bisnis penjualan langsung kepada masyarakat
Senin, 1 April 2024 0:22 Wib
QNET raih 2 penghargaan di ajang ISDA 2023
Rabu, 27 Desember 2023 23:07 Wib
QNET dan Pasis Sesko TNI 2023 hadirkan keceriaan Ramadhan di panti asuhan
Rabu, 19 April 2023 20:36 Wib
Tanam ribuan bakau, QNET raih kategori Silver dalam pencapaian SDGs Ekosistem Lautan
Selasa, 29 November 2022 23:08 Wib
QNET luncurkan Qberry dan Minyak Buah Merah Plus Virgin Coconut Oil
Jumat, 30 September 2022 21:12 Wib
GM: QNET perusahaan penjualan langsung, bukan investasi bodong
Minggu, 3 April 2022 23:43 Wib
QNET kantongi sejumlah penghargaan
Jumat, 25 Juni 2021 23:39 Wib
350.000 peserta bergabung dengan V-Convention Connect QNET
Senin, 29 Maret 2021 23:01 Wib