Pemkab Gunungkidul menyelenggarakan sekolah penggerak kerukunan

id sekolah penggerak kerukunan,Gunungkidul

Pemkab Gunungkidul menyelenggarakan sekolah penggerak kerukunan

Kondisi pelaksanaan Pemilu 2024 di Kabupaten Gunungkidul. ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan sekolah penggerak kerukunan yang beranggotakan anggota masyarakat untuk menyukseskan program nasional dan daerah sehingga berjalan lancar dan damai

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Gunungkidul Johan Eko Sudarta di Gunungkidul, Minggu, mengatakan penyelenggaraan pemilu di Kabupaten Gunungkidul dapat berjalan dengan baik, tidak terdapat dinamika yang menyebabkan terganggu proses tahapan pemilu sampai dengan penghitungan perolehan suara dari masing-masing kontestan.

"Salah satu upaya dalam mengupayakan kondisi tersebut adalah dengan mengajak komponen masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam membangun, menciptakan dan merawat kerukunan antara sesama warga Gunungkidul," tutur Johan Eko.

Ia mengatakan dengan ini menunjukkan bahwa tingkat kedewasaan dan kesadaran berpolitik masyarakat di Kabupaten Gunungkidul sudah baik.

Untuk itu, Pemkab Gunungkidul melalui Badan Kesbangpol memperbanyak ruang ruang perjumpaan untuk mengurangi prasangka-prasangka di antara mereka.

Di antaranya dengan memberdayakan forum-forum yang tersedia seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), forum pembangunan kebangsaan.

"Salah satu upaya lainnya adalah adanya penyelenggaraan sekolah penggerak kerukunan yang peserta-nya dari anggota organisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Gunungkidul," ucapnya.

Sementara itu, Ketua KPU Gunungkidul Asih Nuryanti mengatakan partisipasi masyarakat melakukan pencoblosan pada Pemilu 14 Februari 2024 mencapai 85 persen dari 473.614 pemilih yang menggunakan haknya. Partisipasi Pemilu 2024 mengalami peningkatan dibanding Pemilu 2019 sebesar 82 persen.

"Partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 merupakan yang tertinggi dalam sejarah pemilu," ujar Asih.

Ia mengatakan grafik partisipasi pemilih per kecamatan meningkat dibandingkan dengan periode 2019. Secara keseluruhan mengalami peningkatan. Di mana yang semula hanya 82 persen meningkat tiga persen menjadi 85 persen.

"Tingginya jumlah partisipasi ini menjadi kebahagiaan yang sangat besar dari KPU Gunungkidul," katanya.

Ia mengatakan tingkat partisipasi Pemilih 2024 ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah di Kabupaten Gunungkidul.

Menurut dia, masyarakat dianggap juga berhasil melewati pendidikan politik dari sosialisasi serta iklim politik yang berlangsung sebelum Pemilu 2019 dilaksanakan. Sehingga mereka termotivasi untuk menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS.

"Saat ini masyarakat semakin paham pentingnya pemilu untuk kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.