Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta mengukuhkan sebanyak 50 duta demokrasi sebagai upaya memperkuat kesadaran politik masyarakat, terutama generasi muda.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono saat pengukuhan duta demokrasi di Yogyakarta, Senin, mengatakan para duta tersebut bertugas menyebarluaskan pemahaman tentang politik yang sehat dan demokrasi yang lebih inklusif.
"Saudara-saudari dapat menyosialisasikan politik yang sehat serta demokrasi yang lebih inklusif sehingga proses politik dan demokrasi di Kota Yogyakarta bisa semakin baik, terutama dalam hal keterlibatan aktif pemuda," ujar dia.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Nindyo menjelaskan partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 mengalami penurunan signifikan dibandingkan Pemilu sebelumnya.
Jika pada Pemilu 2024 tingkat partisipasi mencapai 85 persen, angka tersebut turun sekitar 20 persen dalam pilkada.
"Duta demokrasi ini merupakan perpanjangan tangan untuk menyebarkan pemahaman tentang demokrasi di lingkungan sekitarnya. Mereka diharapkan bisa memberikan edukasi terkait pentingnya partisipasi dalam Pemilu dan Pilkada, terutama bagi pemilih pemula," ujar Nindyo.
Para duta demokrasi yang dikukuhkan berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya 16 orang Alumni Sekolah Demokrasi Tahun 2023, 14 orang Alumni Sekolah Demokrasi 2024, 6 orang Pemuda Lintas Agama, 5 orang Pemenang Olimpiade Demokrasi, dan 9 orang Anggota Forum Komunikasi Pengurus OSIS Kota Yogyakarta.
Dengan keterlibatan pemuda dari berbagai elemen, diharapkan jangkauan sosialisasi demokrasi semakin luas dan efektif di kalangan generasi muda.
Meski pemilu berikutnya masih lima tahun lagi, Nindyo mengatakan kesadaran politik harus tetap dijaga sejak dini.
Karena itu, Pemkot Yogyakarta berencana terus mengadakan program edukasi demokrasi seperti Sekolah Demokrasi, Parlemen Demokrasi, dan berbagai pendidikan politik lainnya guna meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
"Kita mulai dari sekarang, mumpung momennya masih hangat. Setiap tahun kita akan terus mengadakan program seperti Sekolah Demokrasi, Parlemen Demokrasi, dan berbagai pendidikan demokrasi lainnya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat," kata dia.
Nindyo menilai beberapa tantangan dalam meningkatkan partisipasi pemilih yang diidentifikasi antara lain rendahnya antusiasme terhadap pilkada dibandingkan pemilu, banyaknya pemilih yang memiliki KTP Yogyakarta tetapi tinggal di luar kota, serta pengaruh sistem zonasi pendidikan yang membuat banyak siswa SMA tidak berdomisili di Yogyakarta.
Dengan hadirnya duta demokrasi, dia berharap sosialisasi mampu menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat, terutama anak muda, agar kesadaran politik dan partisipasi dalam pemilu semakin meningkat.