Washington (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat resmi mengumumkan penerimaan sebuah pesawat mewah Boeing 747-8 dari Qatar, yang disebut-sebut bernilai fantastis hingga 400 juta dolar AS, setara Rp6,6 triliun.
Jet berbadan lebar itu digadang-gadang akan menjadi tunggangan anyar Presiden Donald Trump dalam kapasitasnya sebagai Air Force One.
"Menteri Pertahanan telah menerima sebuah Boeing 747 dari Qatar dengan memerhatikan semua peraturan dan regulasi federal AS," ujar Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Sean Parnell kepada pers, Rabu (21/5).
Ia juga menegaskan bahwa sistem keamanan dan misi operasional akan disiapkan secara matang di pesawat tersebut.
Di balik pengumuman resmi itu, rupanya proses serah-terima pesawat masih belum final. Seorang sumber yang mengetahui detail pembicaraan mengungkapkan kepada CNN bahwa diskusi antara Washington dan Doha masih berlangsung intens.
Baca juga: Pesawat kepresidenan A-001 jadi cadangan pesawat pribadi Presiden Prabowo
Laporan CNN sehari sebelumnya menyebutkan bahwa inisiatif untuk mendapatkan pesawat justru datang dari Gedung Putih. Meski Qatar menyebut pemberian pesawat sebagai "hadiah" untuk Presiden Trump, pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan bahwa awalnya pesawat tersebut hanya direncanakan untuk disewa, bukan dibeli apalagi diberi cuma-cuma.
Trump sendiri tak segan mengungkapkan sikap antusiasnya. Ia menyebut bahwa menolak tawaran Qatar akan menjadi langkah yang "bodoh".
“Langkah yang baik,” ujarnya soal hadiah tersebut pekan lalu.
Tidak semua pihak di Washington bersikap lunak. Senator Susan Collins, Ketua Komite Alokasi Anggaran Senat, menyoroti potensi masalah hukum dan etika dari hadiah fantastis itu.
Baca juga: Kemenhan: Pembelian 24 pesawat tempur F-15EX AS masih proses
Ia juga menyinggung kemungkinan adanya risiko spionase yang mengiringi hadiah pesawat jumbo ini.
Jika kesepakatan ini benar-benar rampung, pesawat seharga Rp6,6 triliun itu akan menjadi hadiah termahal yang pernah diterima oleh Presiden AS dalam sejarah. Sebagai perbandingan, total hadiah yang diterima Presiden Joe Biden sepanjang masa jabatannya hanya sekitar 250.000 dolar AS.
Tak sedikit pejabat dan mantan pejabat AS yang menyoroti bahwa butuh waktu bertahun-tahun serta biaya bermiliar-miliar dolar untuk memodifikasi dan memastikan pesawat itu memenuhi standar operasional presiden.
Baca juga: PT DI berencana memproduksi 20 pesawat CN235 untuk setiap matra TNI
ABC News melaporkan bahwa pesawat yang dijuluki “Istana Terbang” ini dirancang menjadi pesawat kepresidenan resmi hingga masa jabatan Trump berakhir.
Setelah itu, kepemilikannya akan dialihkan ke yayasan perpustakaan presiden Trump, sehingga mantan presiden tersebut tetap bisa menggunakan pesawat itu pasca-purnatugas.
Gedung Putih sendiri, berdasarkan kajian internalnya, menyatakan bahwa tindakan ini tidak melanggar hukum federal mengenai gratifikasi atau penyuapan.
Sumber: Sputnik-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS umumkan resmi terima hadiah Boeing 747 dari Qatar