GKR Hemassoroti pentingnya tiga kata sopan santun untuk generasi muda Yogyakarta

id sopan santun,gkr hemas,putra putri, keistimewaan,diy

GKR Hemassoroti pentingnya tiga kata sopan santun untuk generasi muda Yogyakarta

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas (tengah, berbusana ungu) saat menerima audiensi Forum Komunikasi Putra Putri Keistimewaan DIY di Kraton kilen, (06/10/2025). ANTARA/Indra Kurniawan

Yogyakarta (ANTARA) - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas menyoroti fenomena yang memprihatinkan, yakni menghilangnya tiga kata sopan santun dalam kehidupan sehari-hari generasi muda: terima kasih, tolong, dan maaf. Hal ini ia sampaikan dalam audiensi dengan Putra Putri Keistimewaan DIY (PPK) di Keraton Kilen pada 6 Oktober 2025.

Menurut GKR Hemas, tiga kata sederhana ini memiliki makna mendalam dalam membentuk karakter anak-anak dan mencerminkan budaya sopan santun khas Yogyakarta. Namun, ironisnya, kata-kata yang seharusnya mudah diucapkan ini kerap kali terlupakan oleh anak-anak masa kini.

“Anak-anak sekarang jarang mengucapkan terima kasih, apalagi meminta maaf. Kadang, ibu memberi uang kepada anaknya, tetapi anaknya buru-buru pergi tanpa sempat mengucapkan terima kasih,” jelas GKR Hemas.

Selain itu, beliau menyoroti kata "minta maaf" yang menurutnya menjadi hal yang paling sulit diucapkan oleh generasi muda saat ini. "Bahkan orang dewasa pun merasa kesulitan untuk mengucapkan kata 'maaf'," ungkapnya.

GKR Hemas berharap ketiga kata tersebut bisa menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak dini, agar anak-anak lebih mudah mengucapkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Jika kata ‘maaf,’ ‘terima kasih,’ dan ‘tolong’ menjadi kebiasaan, etika dan budaya sopan santun akan semakin terlihat dalam kehidupan mereka,” tegasnya.

Permaisuri DIY ini juga mengaitkan fenomena tersebut dengan lemahnya pendidikan sejarah dan karakter di sekolah-sekolah. Menurut GKR Hemas, kurangnya pemahaman tentang sejarah Indonesia berdampak pada minimnya rasa kebangsaan di kalangan anak-anak.

“Anak-anak sekarang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang sejarah bangsa. Itu sebabnya mereka cenderung kurang menghargai nilai-nilai budaya dan keistimewaan Yogyakarta,” ujar GKR Hemas.

Dalam kesempatan tersebut, GKR Hemas juga berharap forum yang membawa nama Keistimewaan DIY, seperti PPK, dapat menjadi media untuk menyebarluaskan nilai-nilai budaya Yogyakarta kepada generasi muda. Ia menyarankan agar mereka memanfaatkan platform digital seperti YouTube, Instagram, dan website untuk menyebarkan informasi tentang sejarah Yogyakarta dan keistimewaannya.

“Melalui adik-adik PPK DIY, kami berharap nilai-nilai ini bisa disebarkan ke masyarakat luas. Cobalah berbagi informasi melalui media sosial atau berkunjung ke tempat-tempat bersejarah untuk mengedukasi masyarakat tentang Yogyakarta,” saran GKR Hemas.

GKR Hemas juga mendorong anggota PPK untuk terus memperdalam pengetahuan mereka tentang sejarah dan keistimewaan DIY. "Mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih mendalam daripada adik-adik yang terpilih sebagai PPK. Ini penting agar informasi yang disampaikan akurat dan bermanfaat," tambahnya.

Sinta, Juara 1 Putra Putri Keistimewaan DIY 2024, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan dan arahan dari GKR Hemas. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Gusti atas kesempatan ini dan dukungannya,” ujar Sinta.

Ia juga menambahkan bahwa forum PPK DIY telah mendapatkan dukungan dari berbagai dinas terkait, seperti Paniradya, Dinas Sosial, dan Dinas Kebudayaan. “Kami berharap dukungan ini terus berlanjut agar kami bisa terus berkembang dan memberikan manfaat untuk masyarakat,” katanya.

Faisal, Juara 2 Putra Putri Keistimewaan DIY 2024, berharap forum ini terus dilibatkan dalam kegiatan kebudayaan di Yogyakarta. “Kami berharap dapat terus terlibat dalam kegiatan yang memberikan manfaat langsung dan meningkatkan pemahaman kami tentang kebudayaan DIY,” ujarnya.

Forum PPK DIY juga merencanakan untuk mengadakan kegiatan pendidikan tentang keistimewaan DIY di berbagai sekolah di Yogyakarta, mulai dari wilayah Sleman Utara hingga ke daerah Bantul dan Gunung Kidul. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam nilai-nilai keistimewaan dan budaya Yogyakarta kepada generasi muda.
Dengan langkah-langkah ini, GKR Hemas berharap generasi muda Yogyakarta akan lebih mencintai dan memahami budaya serta sejarah yang telah membentuk kota ini.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.