Amway dorong peningkatan minat baca siswa Indonesia

id Amway

Amway dorong peningkatan minat baca siswa Indonesia

Presiden Direktur Amway Indonesia, Koen Verheyen disela peresmian perpustakaan SD Sompok Sriharjo Imogiri Bantul (Foto Antara/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Amway, perusahaan `direct selling` terbesar di dunia mendorong peningkatan minat baca dan kemahiran membaca buku di kalangan siswa seluruh Indonesia, kata Presiden Direktur Amway Indonesia, Koen Verheyen.

"Peranan Amway disini untuk membantu memfasilitasi, namun guru dan sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan minat baca siswa," katanya usai peresmian perpustakaan SD Sompok, Desa Sriharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Perpustakaan beserta bangunan SD Sompok dan SD Kedung Miri di Sriharjo Bantul merupakan sekolah yang mendapat bantuan Amway dalam perbaikan fisik, karena pada 2007 lalu kedua SD hancur akibat gempa bumi Yogyakarta.

Selain pengembangan perpustakaan, kata dia upaya Amway untuk mendorong minat baca siswa saat perayaan 10 tahun kampanye Global anak-anak One By One tersebut juga dilakukan melalui aksi pengumpulan buku yang dimulai 20 Oktober dan telah terkumpul lebih dari 650 buku.

"Aksi pengumpulan buku dan perbaikan perpustakaan ini adalah kelanjutan dari program orang tua asuh dan sebagai bentuk komitmen jangka panjang kami. Kami berharap aksi ini dapat meningkatkan mina baca dan kemahiran membaca anak-anak khususnya di kedua SD ini," katanya.

Pihaknya juga berharap, guru dapat menjadi penggerak yang selalu mendorong dan memotivasi anak untuk terus membaca dan sekolah lebih sering mengadakan kegiatan yang kondusif untuk mendorong peningkatan minat membaca.

"Komitmen Amway dalam meningkatkan minat baca dan kemahiran membaca siswa tidak hanya berhenti di sini, namun bersama staf dan distributor di seluruh Indonesia akan terus memfasilitasi pengembangan perpustakaan dan penambahan buku," katanya.

Menurut dia, dorongan Amway agar minat baca siswa Indonesia ditingkatkan, karena berdasarkan hasil survei lembaga internasional yag bergerak dalam bidang pendidikan UNESCO, menunjukkan bahwa minat baca di Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia.

Pihaknya menilai, belum maksimalnya minat baca di Indonesia antara lain disebabkan sistem pembelajaran yang tidak mendorong siswa untuk membaca lebih banyak, sarana untuk memperoleh buku bacaan yang kurang memadai dan harga buku yang relatif mahal.

"Dan minimnya koleksi buku di perpustakaan serta kondisi perpustakaan yang tidak memberikan suasana yang kondusif. Dengan semua keadaan itu ya sudah jelas mendorong anak-anak tidak akan minat membaca," katanya.

Sementara itu, Kepala SD Sompok Bantul, Sri Muryanti mengatakan sekolah mengapresiasi adanya bantuan pengembangan perpustakaan dan koleksi buku dari Amway Indonesia, harapannya dengan ketersediaan buku serta sarana yang memadai dapat memicu minat baca siswa.

"Nanti setiap siswa yang sering meminjam buku akan kami berikan "reward", sepuluh buku poinnya satu, namun setelah buku dikembalikan, siswa yang meminjam akan ditanya mengenai isinya buku apa saja," katanya.

(KR-HRI)