Pemasukan "Volcano Tour" habis untuk perbaikan jalan

id volcano tour

Pemasukan "Volcano Tour" habis untuk perbaikan jalan

Objek wisata "Volcano Tour" Merapi (Foto antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Objek wisata "Volcano Tour Merapi" di Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini cenderung stagnan dan sulit perkembang dari pengelolaan objek wisata unggulan tersebut yang sebagian besar digunakan untuk perbaikan akses jalan.

"Pemasukan yang didapat paling banyak digunakan untuk memerbaiki jalan. Jalan beberapa kali diperbaiki numun kembali rusak," kata Ketua Pengelola Vulkano Tour, Umbulharjo Bagyo, Minggu.

Menurut dia, setelah erupsi Gunung Merapi pada 2010, sampai sekarang sudah dilakukan lima kali.

"Paling banyak ditambal memakai semen, meski pernah juga dengan aspal. Aspal pernah satu kali dan menghabiskan dana sekitar Rp50 juta," katanya.

Ia mengatakan, pembagian pemasukan tersebut, diantaranya dengan rincian, untuk petugas yang ada di lapangan diberi 60 persen dari keseluruhan pendapatan. Sisanya, masuk ke kas dan desa.

"Masuk tiap satu orang Rp3.000. Setiap harinya kalau sedang ramai, sekitar 300 sampai 400 orang pengunjung. Jumlah keseluruhan pendapatan nanti dibagi-bagi, ke petugas di lapangan, kas, sampai ke desa. Hitung saja itu, kami berjuang sampai mati untuk mempertahankannya," katanya.

Bagyo mengatakan, perbaikan jalan yang dilakukan warga, diantaranya seperti di jalur utama masuk ke objek wisata. Dari pintu Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) sampai ke rumah Mbah Maridjan di Kinahrejo.

"Selama ini pemerintah setempat belum pernah melakukan perbaikan jalan d lokasi Volcano Tour. Kemungkinan karena wilayah ini masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yang memang tidak boleh ada pembangunan fasilitas umum," katanya.

Ia mengatakan, dengan dana Rp1 miiliar dirasa cukup untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak.

"Silakan dikelola sendiri atau langsung ke kontraktornya saja, kalau misal ada dana sebanyak itu untuk memperbaiki jalan. Kami warga tidak akan ikut `cawe-cawe`, kami hanya ingin jalan diperbaiki," katanya.

Koordinator Wisata Lava Tour Merapi, Anto mengatakan, pastinya seiring waktu pengunjung semakin menurun. Karena daya tarik wisata yang paling utama adalah sisa-sisa erupsi Merapi. "Sedangkan saat ini, lahan-lahan yang tadinya terdampak awan panas, sudah menghijau," katanya.

Ia mengatakan, dibutuhkan suatu tambahan permainan atau inovasi-inovasi. Agar wisata ini bisa terus hidup sebagai sumber penghasilan masyarakat setempat.

"Dulu awal-awal dibuka ya pasti ramai. Sekarang lahan-lahan sudah hijau, dan kawasan terdampak erupsi sudah pulih kembali," katanya



(V001)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024