Petani Gunung Kidul terapkan pola semi organik

id petani gunung kidul

Petani Gunung Kidul terapkan pola semi organik

Ilustrasi petani(antarafoto.com)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Sebagian petani di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menerapkan pola tanam semi organik dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.

Ketua Ikatan Petani Organik Gunung Kidul Iswanto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan, dari beberapa contoh demonstrasi plot (demplod) menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Dengan pola pertanian semi organik setiap hektarenya mampu menghasilkan 12 ton gabah kering panen (gkp).

"Kami terus berupaya menyadarkan petani supaya menerapkan sistem pertanian semi organik," kata Iswanto.

Saat ini, kata dia, petani menerapkan pola tanam semi organik, namun ke depan akan dikembangkan menjadi organik sepenuhnya, sehingga mampu menyejahterakan petani.

Harga jual hasil tanaman organik jauh lebih tinggi dibandingkan gabah non-organik. "Ke depan akan diupayakan untuk organik seratus persen," katanya.

Iswanto mengatakan upaya mengubah petani yang menerapkan non-organik menjadi organik memang sulit. Untuk mewujudkannya harus dengan pendampingan secara berkala. Upaya pendampingan oleh pemerintah, seperti memberikan sekolah lapangan (SL).

Hal tersebut masih perlu ditingkatkan untuk menggairahkan petani bercocok tanam. "Memang memulai sebuah upaya tidak mudah. Namun setelah kami berikan pendampingan, hasilnya memuaskan," katanya.

Dia mengatakan terobosan menggunakan pola semi organik diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Namun, pemerintah perlu melindungi petani untuk kestabilan harga gabah.

"Pemerintah perlu membeli gabah petani dengan harga tinggi, sehingga menyejahterakan petani," katanya.

Selain padi, pihaknya mencoba untuk tanaman cabai. Hasilnya bagus karena biasanya satu pohon hanya bisa dipanen 15 kali pemetikan, namun dengan pupuk semi organik bisa 22 kali.

"Hasilnya maksimal, dan yang terpenting residunya rendah," kata dia.

Kepala Dusun Tumpak, Desa Ngawu Playen, Sumanto mengatakan dengam menggunakan pola tanam semi organik pihaknya mampu menghasilkan padi secara maksimal. Dengan komposisi 75 persen organik sisanya pupuk phonska.

"Setelah kemarin diubin, setiap dua meter persegi menghasilkan delapan kilogram gabah. Hasil ini di atas hasil SL milik Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berhasil mendapatkan 5,6 kg gabah setiap dua meter perseginya," katanya.

Ia mengakui dengan pola tanam semi organik mampu meningkatkan produktivitas pertanian. "Baru beberapa tahun menggunakan, hasilnya sudah bertambah," katanya. ***3***

(U.KR-STR/)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024