Pertamina akan fokus kembangkan energi terbarukan

id pertamina

Pertamina akan fokus kembangkan energi terbarukan

Direktur Utama Perseroan Terbatas Pertamina Persero Dwi Soetjipto bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X di acara Pertamina Goes to Campus di Graha Sabha Pramana UGM Yogyakarta, Kamis (16/4). (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Direktur Utama Perseroan Terbatas Pertamina Persero Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya akan berfokus mengembangkan energi baru dan terbarukan untuk menunjang kebutuhan energi nasional.

"Kami akan mencoba mengubah cara berfirir kami dengan mendorong peran riset untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan," kata Dwi dalam talkshow "Kemandirian Energi untuk Negeri" yang berlangsung di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Terobosan itu, menurut dia, perlu diprioritaskan mengingat kebutuhan energi masyarakat terus meningkat, sementara kemampuan produksi minyak nasional masih belum memadai untuk memenuhinuya.

Pada akhirnya, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan itu impor minyak tidak dapat dihindarkan karena produktivitas minyak bumi nasional saat ini menurun menjadi 800 ribu barel perhari. Tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat yang mencapai 1,3 juta barel per hari.

"Untuk mencukupinya, Pertamina seharusnya memiliki kapasitas produksi sebesar 1,6 juta barrel per hari," kata dia.

Menurut Dwi, selama ini pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) belum menjadi prioritas utama karena pengembangan maupun minat pemanfaatan energi oleh masyarakat lebih dominan pada energi fosil.

Menurut dia, saat ini Pertamina saat ini baru saja dibentuk Direktur yang menangani bidang energi baru dan terbarukan, meskipun hingga saat ini bidang kerjanya masih dominan menangani bisnis gas.

Kendati demikian, ia meyakini dalam waktu dekat fokus pengembangan EBT akan segera mampu terealisasi, apalagi Pemerintah sudah memberi dukungan dengan meminta agar Pertamina memanfaatkan biomassa untuk dicampur dalam BBM. "Pemerintah telah menetapkan menggunakan 15 persen biomassa untuk dicampurkan dalam BBM," kata dia.

Selain itu, Dwi mengatakan, dalam waktu dekat akan menambah jumlah kilang minyak guna mendongkrak produksi minyak yang dikelola perusahaan itu, salah satunya di Bontang, Kalimantan Timur.

Dalam kesempatan itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan dalam mengembangan energi baru dan terbarukan, Indonesia dapat meniru langkah yang dilakukan oleh negara Brasil.

Menurut Sultan, Brasil berhasil mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar dengan efisiensi biaya produksi 17,5 dollar per barrel dengan total produksi 16 miliar liter per tahun.

"Biofuel massal ini tentu dengan dukungan regulasi, finansial serta pengembangan riset dan teknologi agrobisnis," katanya.

Sementara Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengatakan peneliti dari UGM telah berhasil mengembangkan berbagai produk riset di bidang energi baru dan terbarukan.

Dia mengatakan beberapa produk riset yang dihasilkan tersebut diantaranya pengembangnan biomassa dari limbah sawit menjadi BBM.

Selain itu, dia mengatakan, baru-baru ini pihaknya juga tengah memanfaatkan potensi mikroalga di daerah pantai Gunungkidul sebagai bahan baku biofuel.

"Kita bekerjasama dengan DIY bersama dengan penduduk di pantai Baron untuk mengembangkan mikroalga sebagai biofuel dan nantinya bisa dipasarkan oleh Pertamina," kata dia. ***3***

(L007)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024