Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Musyawarah Daerah Istimewa Yogyakarta mengakui bahwa Paket Perjalanan Wisata Murah "Jogja Heboh" yang diluncurkan sejak 31 Januari 2017 hingga saat ini belum efektif mendongkrak okupansi hotel di Yogyakarta.
"Program belum efektif berjalan karena memerlukan kerjasama dengan banyak pihak," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Istijab, paket wisata murah itu belum efektif karena pihak penerbangan belum mendukung dengan penyediaan penerbangan murah langsung ke Yogyakarta. Sejumlah maskapai penerbangan nasional yang dilibatkan dalam paket murah itu di antaranya Garuda Indonesia, City Link, Lion Air, Sriwijaya Air, Express Air, Silk Asia, dan AirAsia.
Sebelumnya, sebanyak 28 hotel yang bergabung dalam paket itu telah menawarkan diskon hingga 60 persen. Adapun biro perjalanan bertugas memberikan paket perjalanan murah.
"Penerbangan langsung dari berbagai tempat ke Yogyakarta belum siap sepenuhnya mendukung program tersebut," kata dia.
Istijab mengatakan akan meluncurkan kembali Paket Jogja Heboh pada Oktober 2017 disertai berbagai perbaikan konsep.
Mungkin Oktober program itu akan kami lauching kembali," kata dia
Sesuai target awal, Paket Jogja Heboh mampu meningkatkan tingkat hunian hotel di daerah itu mencapai 60-70 persen.
Menurut dia, sejak awal Januari 2017 hingga saat ini rata-rata tingkat hunian kamar hotel baik berbintang atau nonbintang (melati) di DIY masih berkisar 30-40 persen.?Bahkan memasuki Ramadan ini okupansi hanya 25 persen untuk hotel berbintang dan 5 persen untuk nonbintang.
"Sekarang kondisi perhotelan di Yogyakarta `very low season`," kata Istijab.
Agar okupansi tidak terus merosot, sebagian besar hotel telah membuat program khusus Ramadhan yang mampu menjaga tingkat kunjungan tetap stabil. Pengelola perhotelan tersebut rata-rata menyediakan paket Ramadan berupa potongan harga disertai fasilitas buka puasa dan sahur gratis.
Untuk makanan paket buka puasa rata-rata harganya diturunkan di kisaran Rp50.000 hingga Rp200.000. "Meski okupansi rendah kami berharap tidak ada perang tarif antar hotel," kata dia.
(T.L007)
Berita Lainnya
Okupansi hotel libur Lebaran 2024 tembus 80 persen
Sabtu, 13 April 2024 16:22 Wib
PHRI DIY menerapkan tarif batas atas hotel selama Lebaran 2024
Rabu, 3 April 2024 2:24 Wib
Naik signifikan, okupansi hotel di Indonesia selama libur Lebaran 2024
Senin, 1 April 2024 18:52 Wib
Wahana rumah hantu gaet wisatawan kunjungi Solo, Jateng
Minggu, 31 Maret 2024 4:21 Wib
KPM Pena dilatih membuat sandal hotel
Kamis, 28 Maret 2024 9:25 Wib
Hotel mulai ramai terima pemesanan kamar libur Lebaran 2024
Selasa, 26 Maret 2024 19:06 Wib
Tren libur Lebaran 2024, didominasi perjalanan wisata darat
Jumat, 22 Maret 2024 6:51 Wib
Wisata religi di Solo, Jateng, jadi primadona
Rabu, 20 Maret 2024 5:25 Wib