Jakarta (ANTARA Jogja) - Sejumlah alumni Asrama Dharma Putera dan Ratnaningsih Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menolak komersialisasi asrama mahasiswa itu oleh pihak universitas.
Saat menggelar silaturahmi lintas angkatan Asrama Dharma Putera-Ratnaningsih (DP-RN) di Jakarta, Sabtu, para alumni itu akan menyampaikan pernyataan sikap menolak komersialisasi kedua asrama mahasiswa UGM tersebut kepada Mendikbud, rektor UGM, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Pendirian Asrama DP-RN merupakan bagian tidak terpisahkan dari semangat pendirian UGM yang selaras dengan nafas dan perjuangan bangsa," kata Zulkarnain Yusuf, alumni Asrama DP UGM tahun 1985.
Ia menjelaskan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan benar adalah hak seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, ia menambahkan, adanya komersialisasi pendidikan dan perubahan nama sifat serta tujuan dari Asrama DP-RN menjadi Darma Putera Residence dan Ratnaningsih Residence telah jelas melenceng dari tujuan dan cita-cita didirikannya asrama itu. "Ini sudah melenceng dari semangat yang mendasari hibah atau wakaf tanah keraton oleh Ngarso Ndalem Sri Sultan HB IX.," katanya.
Menurut alumni Asrama DP UGM lainnya, Valentino Barus, saat ini pihak universitas memungut biaya sewa yang sangat tinggi kepada mahasiswa yang mondok di asrama itu hingga Rp1 juta per bulan.
"Padahal dulu asrama itu merupakan fasilitas untuk para mahasiswa UGM yang selain nyaman juga murah. Tujuan adanya asrama ini memang untuk membantu mahasiswa," katanya.
Karenanya jika saat ini asrama mahasiswa itu diubah fungsinya hanya untuk mendatangkan keuntungan universitas, namanya akan berubah menjadi Hotel Darma Putera atau Ratnaningsih.
Para alumni kedua asrama mahasiswa UGM menyatakan prihatin atas perubahan visi, misi serta orientasi dan menolak tegas upaya komersialisasi kedua aset tersebut. (D011)
