Lampu lalu lintas Yogyakarta gunakan semi otomatis

id lampu lalu lintas

Lampu lalu lintas Yogyakarta gunakan semi otomatis

ilustrasi lampu lalu lintas (Foto Antara)

Jogja (ANTARA Jogja) - Sebanyak empat lokasi lampu lalu lintas di Kota Yogyakarta akan menggunakan sistem semi otomatis untuk mengurangi antrean kendaraan di beberapa simpang tersebut saat volume arus lalu lintas cukup padat.

"Saat ini, sudah ada satu titik lampu lalu lintas yang menggunakan sistem semi otomatis, yaitu di Gondomanan, dan tiga titik lainnya menyusul pada tahun ini juga. Volume kendaraan di keempat simpang tersebut cukup padat," kata Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto di Yogyakarta, Jumat.

Ketiga lokasi lampu lalu lintas yang akan dipasangi dengan sistem semi otomatis atau "area traffic control system" (ATCS) tersebut adalah di simpang Wirobrajan, Jlagran dan Titik Nol Kilometer.

Winarta mengakui, pemasangan sistem semi otomatis di simpang Gondomanan tersebut belum lengkap, namun demikian sistem sudah bisa berfungsi secara optimal.

Sistem tersebut diaktifkan dengan menggunakan "remote control" oleh petugas khusus dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta untuk mengatur lama waktu "counter down" disesuaikan dengan kepadatan volume kendaraan.

"Sementara ini, pemantauan baru dilakukan pada pagi hingga sore hari. Karena kepadatan di simpang tersebut biasanya terjadi saat pagi dan sore hari," katanya.

Anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem semi otomatis tersebut adalah sekitar Rp175 juta untuk tiap simpang yang dibiayai langsung oleh APBD Kota Yogyakarta.

Tahun depan, lanjut Windarto, akan diupayakan penambahan simpang yang menggunakan sistem semi otomatis seperti di sekitar Pasar Serangan, simpang Bioskop Permata, poros jalan Gedong Kuning dan Wirobrajan.

Selain di Kota Yogyakarta, pemasangan sistem semi otomatis tersebut juga dilakukan di ruas Jalan Gejayan dan Pingit, namun menggunakan APBN.

Sebelumnya, sejumlah kota juga telah memanfaatkan ATCS, seperti Solo, Surabaya, Bandung dan Jakarta. Namun, Solo dianggap sebagai kota yang sudah mampu menggunakan sistem itu secara maksimal. Solo menggunakan sistem itu sejak 2006.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengatakan, sebenarnya usulan untuk penggunaan sistem tersebut sudah dilakukan sejak lama namun baru bisa direalisasikan tahun ini.

"Investasi awal untuk implementasi sistem ini adalah Rp4 miliar. Karena biayanya cukup besar, maka pelaksanaannya bertahap," katanya.

Namun demikian, Zuhrif menyebut sistem yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan tersebut masih manual karena belum diatur di sebuah ruang kontrol khusus seperti yang sudah diterapkan di Solo.

Sebagai kota pariwisata, Zuhrif berharap, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta bisa terus memperbaiki sistem yang digunakan karena menjadi bagian dari pelayanan kepada masyarakat termasuk wisatawan.

(E013)